Happy reading💕
Masih dengan mukena ditangan masing masing, Aqilla bersama keempat sahabatnya tengah berjalan santai ke asrama. Mereka habis selesai sholat ashar berjamaah dimasjid.
"Yuk habis taroh mukena kita beli siomay depan gerbang pondok." Ajak Maya antusias disela sela perbincangan ringan mereka.
Mendengar kata siomay membuat Aqilla menatap Maya penuh minat. Membayangkan siomay yang masih hangat dengan saus kacang yang melimpah membuat air liurnya meleleh seketika.
"Siomay? Emang ada?" Tanya Fahza heran. Setahunya didepan pondok hanya ada warung nasi goreng, itupun baru buka setiap waktu petang saja.
"Ada kok Za. Aku sama Maya tadi liat kok. Baru buka. Iyakan May?" Ucap Mita membenarkan keberadaan warung itu.
"Betul. Mau ya?" Ajak Maya lagi penuh harap. Jarang jarang bisa jajan siomay.
"Aku mah yes!" Seru Aqilla menyengir membuat Maya dan Mita bersorak kegirangan.
Melihat keantusiasan para sahabat, akhirnya Fahza dan Khairin ikut menyutujui ajakan itu.
"Okedeh."
"Ning!!" Teriakan dari belakang membuat Aqilla dan Fahza spontan menghentikan langkahnya.
Aqilla yang tampak tak asing dengan suara itu hanya mampu menelan ludahnya gugup. Jangan sampai itu suara lelaki tengil dan julid yang sialnya merangkap sebagai sahabat dari suaminya.
Kelima sahabat itu menoleh bersamaan kesumber suara.
Terlihat seorang lelaki yang berjalan kearah mereka dengan wajah datar dan gaya coolnya.
Aqilla merotasikan matanya malas. Wajah datar itu sangatlah tidak pantas dengan kelakuannya yang sangat menyebalkan.
Melihat makhluk tengil menyebalkan itu, dengan segera Aqilla mengambil banyak langkah untuk kabur. Gawat kalau Si Anton menyebalkan itu memanggilnya dengan sebutan Ning.
Pasalnya mereka masih berada diarea masjid dan masih ada banyak santri yang berseliweran. Belum lagi pesona lelaki tampan itu membuat para satri putri sesekali meliriknya menatapnya memuja.
Fahza, Khairin dan Mita menatap Anton bingung sambil menundukkan pandangannya. Berbeda dengan Maya yang justru sedari tadi berdecak kagum melihat cogan berjalan kearahnya.
Khairin melirik Maya sekilas. Sudah diduga, pasti gadis itu akan bereaksi seperti ini. Maka dari itu Khairin harus segera bertindak.
"Istighfar." Ucap Khairin sambil mengusap wajah Maya pelan membuat sang empu segera menepis tangannya.
"Jangan deh mulai Rin!" Decaknya sebal.
Entah kenapa setiap Khairin menyuruhnya beristighfar membuat Maya merasa kesal. Bukan karena Maya tidak suka beristighfar. Maya sangat menyukai hal itu. Selain akan mendatangkan pahala mengucap istighfar akan membuat kita selalu mengingat pada-Nya.
Hanya saja Khairin selalu mengucapkan kalimat itu diwaktu yang tidak tepat menurutnya. Khairin selalu menganggu imajinasinya dengan mengucapkan kalimat itu, membuat Maya tak berselera lagi melihat pemandangan yang begitu menyegarkan matanya.
"Woy! Mau kemana lo?" Ucap lelaki itu setengah berteriak begitu melihat Aqilla yang melarikan diri.
Mendengar itu membuat teman temannya menoleh.
"Qill!" Panggil Maya yang justru dihiraukan Aqilla.
Gadis tomboy itu justru mempercepat larinya sambil menutupi sebagian wajahnya dengan jilbab panjangnya. Bodo amat dengan tatapan heran orang orang disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT USTADZ
RandomFOLLOW DULU BARU BACA YA!! 📌 Cerita pertamaku mohon maaf atas kesalahan penulisan serta kata yang kurang dimengerti🙏 📌 Plagiat dilarang mendekat ya🙏 📌 Dilarang mencopy karya orang lain!! DOSA!!🙅 Aqilla Az-Zahra adalah seorang gadis cantik deng...