"Sayang." Aqilla yang tengah duduk di depan meja rias menoleh pada Fahmi saat suaminya itu memanggilnya.
Rencananya pagi ini wanita itu akan menghabiskan uang suaminya. Mereka akan pergi ke salah satu mall yang ada di Jakarta untuk shopping, sebelum Fahmi kembali ke Bandung untuk mengecek kafe dan rapat bersama pengurus pondok siang nanti.
Kening wanita itu berkerut melihat Fahmi yang duduk dipinggir ranjang dengan paper bag warna cream ditangannya.
"Apaan tuh?" Tanya Aqilla langsung mendekat dengan tangan yang sibuk mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kecil.
Fahmi tersenyum lembut.
Tangannya terulur mengambil alih handuk dari tangan Aqilla saat istrinya dengan sigap menarik paper bag itu.
"Balik badannya." Suruh Fahmi yang langsung dituruti Aqilla begitu saja. Aqilla membalikkan badannya tanpa protes sedikitpun. Wanita itu tengah kegirangan membuka hadiahnya.
Dengan telaten lelaki itu mengeringkan rambut hitam lebat milik Aqilla. Fahmi sangat menyukai rambut istrinya yang beraroma stroberi itu.
"Wiihh! Menang dopres ya semalem pagi pagi gini kasih aku hadiah? Biasanya aja boro boro kasih hadiah! Duit jajan aja nunggu aku yang minta, baru dikasih!" Ceplos Aqilla dengan tangan yang sibuk membuka hadiahnya. Wanita itu acuh membiarkan Fahmi mengambil alih pekerjaannya mengeringkan rambut.
Fahmi mengangkat sebelah alisnya. Hatinya tersentil mendengar sindiran langsung dari mulut istrinya sendiri.
Tanpa menghentikan kegiatan tangannya, lelaki itu membalas sindiran Aqilla tak kalah pedas. "Terus yang saya transfer setiap bulan nggak pernah telat itu apa? Infaq? Sodakoh?" Tanyanya dengan santai membuat Aqilla meringis kaku.
Dengan gelagapan wanita itu segera membalik badannya untuk melihat wajah tampan suaminya itu. Mengabaikan kado yang belum dibuka teronggok jatuh dibawah ranjang.
Memasang senyum terbaiknya, Aqilla mencoba merayu Fahmi yang sudah memasang wajah datar.
"Selera humor kamu rendah banget sih sayang?! Aku kan cuma bercanda heheheh." Balas Aqilla tertawa garing yang dibalas tatapan malas dari Fahmi.
Tangan mungilnya bergerak mengusap rahang kokoh suaminya dengan lembut. Kalau nggak disogok gini berabe, rencana untuk plorotin uang Fahmi bisa terhempas jauh. Dirinya tak bisa membiarkan kenikmatan itu sia sia. Jarang jarang mereka bisa menghabiskan waktu berdua untuk jalan jalan plus shopping seperti ini.
"Ganteng banget! Suami siapa sih ini?" Rayunya memasang senyum semanis mungkin membuat Fahmi melengos. Lelaki itu tengah merajuk sekarang.
"Uluh uluh! Jangan marah dong pak, kan cuma bercanda. Please!!" Pinta Aqilla memelas dengan memasang puppy eyes miliknya agar Fahmi luluh.
Fahmi sendiri hampir saja meledakkan tawanya melihat usaha Aqilla untuk merayunya. Sengaja memang dirinya mengerjai istrinya itu sekali kali.
Tapi pertahanannya hanpir goyah saat Aqilla nekat memberikan kecupan kecupan lembut diseluruh wajahnya. Dengan cepat Fahmi menangkup wajah Aqilla dengan kedua tangannya, mencegah Aqilla yang terus menciumi wajahnya.
Aqilla sontak terdiam kaku dengan kedekatan mereka. Tatapannya tak teralihkan dari mata teduh yang selalu memancarkan cinta untuknya. Senyum lembut itu yang selalu menyambutnya disetiap bangun tidurnya. "Menggoda saya hmm?" Bisik Fahmi tepat di telinganya membuat tubuhnya merinding seketika.
Aqilla spontan menahan nafasnya saat Fahmi menggesekkan hidung mereka. Jantungnya berdetak cepat saat tangan besar itu mengusap lembut kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT USTADZ
RandomFOLLOW DULU BARU BACA YA!! 📌 Cerita pertamaku mohon maaf atas kesalahan penulisan serta kata yang kurang dimengerti🙏 📌 Plagiat dilarang mendekat ya🙏 📌 Dilarang mencopy karya orang lain!! DOSA!!🙅 Aqilla Az-Zahra adalah seorang gadis cantik deng...