54

74.5K 8K 1.3K
                                    

Happy reading💕
Buru kasih bintang dan komennya guys🙏

.

"Apa sih maksud lo hah?! Ngajak berantem? Sini maju!" Sarkas Maya yang tak terima dengan ucapan Meira yang tak bermutu itu.

Gadis itu menggulung lengan seragamnya. Membusungkan dadanya kedepan. Matanya menyorot tajam, menantang Meira yang menatap sinis kepadanya.

Seluruh teman sekelasnya hanya diam sambil menatap Aqilla yang berdiri disamping Maya dengan berbagai tatapan.

Sementara Aqilla hanya berdiam diri dengan Mita dan Khairin yang mencoba menenagkannya. Perkataan Meira sungguh membuat hatinya sakit.

Semua bermula saat mereka tiba dikelas tadi. Meira secara terang terangan menghina Aqilla didepan umum. Melihat itu tentu membuat sahabat sahabatnya kesal bukan main.

"Apa? Emang bener kan? Temen kamu tuh nggak punya malu. Berbuat asusila diarea pondok. Nggak bermoral tau nggak!" Balas Meira melipat tangannya didepan dada. Matanya melirik Aqilla yang menatapnya datar.

Wajah Maya memerah marah. Meira telah memancing emosinya. "Wah! Nantangin gue lo?! Maju sini lo bangsat! Jangan sok deh lo! Punya bukti apa lo fitnah sahabatnya gue begitu? Yang nggak bermoral itu disini elo!" Ucap Maya dengan intonasi yang meninggi tidak memperdulikan lagi kata kata kasar yang keluar dari mulutnya.

"Astaghfirullah, Meira! Jaga ucapan kamu. Apa maksud kamu memfitnah Aqilla seperti itu?" Khairin ikut terbawa emosi dengan ucapan Meira yang sudah keterlaluan. Dirinya berusaha sebisa mungkin mengkontrol emosinya.

Aqilla menghela nafasnya melihat pertikaian itu. Matanya beralih menatap Mita yang kedua matanya sudah berlinang air mata serta bibir yang bergetar menahan isakan dengan tangan yang terus mengelus pundaknya. Mita memang mudah sekali menangis, apalagi mengenai orang terdekatnya.

Matanya beralih pada sekelilingnya. Terlihat semua temannya menatap dirinya rendah. Jadi ini alasan kenapa sikap mereka semua berubah dengan cepat. Mereka sudah mengetahui kejadian kemarin.

Meira mengeleng dengan senyum miringnya. Dengan angkuhnya gadis itu berjalan mendekat kearah Aqilla dengan pandangan jijik.

"Aku nggak ada fitnah siapapun Rin." Ucapnya menatap Khairin dengan senyumnya.

"Kamu lihat dia..." Meira berjalan mengeliling Aqilla dengan pandangan menilai.

Melihat tingkah Meira membuat kedua tangan Maya terkepal kuat disisi tubuhnya, matanya memerah menahan amarah. Dirinya tak rela sahabatnya diperlakukan rendah seperti ini.

Semua teman yang lainnya hanya menonton apa yang akan dilakukan Meira selanjutnya, tanpa mau menghentikan tindakan Meira yang mempermalukan Aqilla.

Aqilla sendiri hanya diam. Matanya menyorot datar Meira yang memandang rendah dirinya.

"Sahabat kalian ini telah berbuat hal yang memalukan yang akan mencemarkan nama baik pesantren kita. Coba tanya dia. Udah berapa kali dia berbuat hal hal seperti itu sama santri baru itu? Atau... sama pelatihnya juga? Aku perhatikan kalian, sangat dekatkan?" Tanya Meira menyungingkan senyum miringnya.

Plak!!

Satu tamparan mendarat dipipi Meira membuat semua orang terperangah tak percaya siapa pelaku penamparan itu. Begitupun dengan Aqilla yang menatap orang disampingnya dengan mata yang membulat.

Mita menatap tangannya yang terasa panas dan gemetar berbarengan dengan air mata yang jatuh dipipinya. Apa yang sudah dilakukannya, menampar Meira dengan tangannya ini? Ya Tuhan.

"Mit?" Lirih Aqilla membuat Mita langsung memeluknya dengan tangis yang pecah. Dirinya tak sengaja melakukan ini. Tangannya refleks terangkat saat mendengar perkataan Meira yang begitu menyakiti hatinya juga sahabatnya ini.

MY PERFECT USTADZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang