1

181K 13.6K 460
                                    

Di pagi yang cerah tepat pukul 06.45 WIB, seorang gadis cantik masih asik bergelut dengan selimut tebal miliknya, tanpa terganggu dengan suara alarm yang terus berbunyi.

Tok tok tok

suara pintu diketok dari luar berubah menjadi gedoran disusul suara melengking, Riani sang bunda tak mampu membangunkan si putri tidur ini.

"AQILLAA BANGUNN UDAH SIANGG!!." teriak Riani bundanya

"....."

Merasa tak ada jawaban dari dalam bunda mengambil kunci cadangan dan membuka pintu.

Bunda hanya bisa menghela nafas lelah, melihat putri semata wayangnya masih bergelut manja dengan dunia mimpinya.

"AKHH ADUHH KUPINGG GUEE COPOTT!!!." Teriak Aqilla kesakitan sambil memegang telinganya, dan

PLETAKK

Bunda melotot dan menjitak pelan kepala Aqilla.

Aqilla yang tersadar langsung menunjukkan senyum lebarnya dengan kedua tanggan membentuk huruf v.

"Ehh... Bunda, morning Bun." Ucap Aqilla dengan cengengesan.

Bunda hanya mampu mengelus dada sabar "Cepat mandi emang kamu ngak sekolah??."

"Yaelah si Bunda, masih pagi ini!." Jawabnya santai dan ingin melanjutkan tidurnya.

"Sayang... coba liat jam kamu, udah jam berapa??." Ucap bunda dengan senyum manisnya.

Aqilla dengan malas membuka matanya dan melirik ke arah jam.

"Masih jam 06.45 bunda!." Ujarnya santai dan detik berikutnya,

"AAA QILAA TELAT BUNDAA!!!." Teriaknya dan langsung ngacir ke kamar mandi.

Bunda hanya bisa geleng geleng melihat kelakuan ajaib putrinya itu.

Skip~~

Selesai acara mandi bebeknya, Qilla sudah siap dengan style tomboynya dengan tas yang disampirkan di bahu kiri. Ia turun menemui ayah dan bundanya diruang makan.

"MORNING... AYAHH BUNDAKUU SAYANGG!!!." Toanya menghampiri dan mencium pipi kedua orang tuanya.

"Morning... ngak usah teriak juga sayang masih pagi." Sahut Rian ayahnya hanya dibalas dengan cengengesan.

"Morning sayang, ayo sarapan dulu." Jawab bunda

"Ngak usah bun, udah telat ini." Ucapnya sambil mencomot roti diatas meja

"Qila berangkat, assalamualaikum." Sambungnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikum salam." Jawab ayah dan bunda.

Qila berjalan keluar rumah dengan santai sambil memakan rotinya, menuju garasi mengambil motor matic merah kesayangannya. Setelah memanasi motornya, Qilla melajukan motornya menuju ke SMA PELITA.

💩💩💩

Saat ini Qilla sudah berada di koridor sekolahnya yang sudah sepi, karena jam pembelajaran sudah dimulai.
Setelah melewati acara panjat memanjat tembok belakang sekolah, Qilla sampai dengan selamat masuk ke dalam area sekolah tapi...

"AQILLA AZ-ZAHRA." Sebuah teriakan menggema mambuat bulu kudu Aqilla meremang.

Dengan gerakan lambat Qilla menoleh asal suara, dan seketika Qilla menunjukkan senyum manis miliknya.

"Eh bu Titik... ada keperluan apa bu, mencari saya?."
Tanya Qilla dengan tampang tak berdosa.

"Nama saya Tatik bukan Titik Aqilla....." Ucap bu Tatik yang sudah geram.

"Ini tu panggilan kesayangan saya buat ibu, bu Titik sayangg..." Masih dengan senyum manis andalannya.

"Huh...kamu tau kan peraturan di sekolah ini? Kamu sudah terlambat tiga puluh menit Aqilla..." Balas bu Tatik mencoba sabar.

" Saya tau kok bu... mangkanya saya disini." Balasnya.

"Kalau tau kenapa masih suka terbambat juga Aqilla."
Ucap bu Tatik dengan menekan kata TERLAMBAT.

"Saya ngak telat kok bu, cuma sedikit lambat aja masuk kelasnya." Jawabnya dengan tampang tak berdosa.

"Hufft... gini aja sekarang kamu ke lapangan utama dan hormat bendera sampai jam istirahat, mengerti Aqilla." Final bu Tatik.

"Uchh... makin pengertian aja bu Titikku, tau aja kalau saya males masuk kelas. Makasih bu Titik sayang...bye."
Ucap Qilla pergi ke lapangan sambil melambaikan tangannya kepada bu Tatik. Jangan lupakan senyum manisnya.

"Lama - lama darah tinggi saya melihat kelakuanmu nak, hufft... sabar... orang sabar disayang suami."
Ucap bu Tatik sambil tersenyum geli dengan ucapannya sendiri dan melanjutkan perjalanan ke kantor.

















Tbc
Maaf bila ceritanya membosankan dan banyak typo 🙏🙏🙏
Jangan lupa kasih votenya


MY PERFECT USTADZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang