Di belahan kota yang lain, seseorang dengan wajah yang tampan rupawan, dengan rahang kokoh, alis tebal, dan bibir tipis merah muda yang menandakan bahwa sang pemilik anti dengan yang namanya rokok, serta sorot mata yang tajam tapi sangat meneduhkan bagi siapapun yang melihatnya.
Dia Muhammad Fahmi Al-farizi yang kerap dipanggil dengan sebutan ustadz Fahmi.
Kini sedang berkumpul beserta umi, abi serta kedua adik kembarnya di ruang keluarga sambil menonton tv, guna mengisi waktu luang untuk bersama karena setiap hari akan disibukkan dengan mengurus pondok milik keluarga Abinya.
"Mi..." Panggil Rahman abinya
"Iya Bi, ada apa?." Tanya Fahmi sopan, sambil mengalihkan tatapanya dari tv menghadap lurus pada sang Abi
"Hm... gini mi, Abi langsung saja, usia kamu sekarang sudah cukup matang untuk membina rumah tangga mi... apa kamu tidak berniat untuk mengkhitbah seorang gadis untuk mendampingi kamu, dan menyempurnakan iman kamu?."
Deg Degg
Fahmi benar benar belum siap menjawab mengenai pertanyaan Abi nya itu.
Bukan masalah ia tidak laku atau apa tetapi yang jadi permasalahnya adalah belum ada yang cocok dihatinya. Lagi pula umurnya masih 22 tahun, ia masih muda.Bahkan di pondok baik ustadzah maupun santri banyak yang mengaguminya, tapi bila tak ada yang cocok mau gimana lagi? Ia tidak bisa berbuat apa apa.
Didalam semboyan nya jodoh akan datang sendiri bila waktunya sudah tiba, kita tinggal memperbaiki iman kita agar pantas menjadi imam yang baik bagi keluarga kita kedepannya.
"Eh?... hmm anu Bi saya belum ada yang cocok menurut Fahmi Bi." Ucap Fahmi gugup
Abi tersenyum sumringah
"Gini Mi... abi ada niatan untuk menjodohkan kamu dengan anak dari sahabat Abi dan Umi waktu SMA dulu, gimana? Kamu mau?." Tanya Abi
"Iya Mi... Umi juga setuju, gadisnya cantik, baik, tapi kamu harus sedikit ekstra dalam menghadapi tingkahnya. Umi juga gak keberatan dengan tingkahnya itu, Umi setuju setuju aja. Dan Umi, Abi serta orang tua dia ingin kamu merubah sikapnya sedikit demi sedikit setelah kalian menikah nanti ya... Dan satu lagi dia masih sangat muda, dia seumuran dengan kedua adikmu itu... dia juga berpenampilan agak tomboi loh!. Ya rabb.. Umi udah gak sabar nerima dia jadi mantu Umi pasti asik deh!." Ucap Umi Ana dengan girang nya
"Hah??." Ucap si kembar syok berbarengan
"Bener itu Um? Siapa namanya?." Tanya si kepo akut Muhammad Fahri Al-farizi adik kedua Fahmi
"Iya... namanya masih rahasia." Jawab Umi
"Bagus deh bang Fahmi di jodohin, aku udah sebel banget setiap bang Fahmi masuk kelas pasti ada aja yang godain terus, aku gak like banget. Pada centil semua sih!. Kaya ngak pernah liat yang bening aja, giliran ada langsung dipepet. Emangnya jaman sekarang ini banyak yang namanya mata jelalatan." Ucapan pedas itu terucap dari mulut Nur Fahza Al-farizi adik paling bungsu
"Cie cie ada yang iri nih, kalau abang banyak yang suka di pondok? Jelas lah abang kan baik, ramah, plus ganteng pula haha..." goda Fahmi pada adik kesayangannya itu
"Ish... siapa yang bilang iri coba? Orang aku tuh cuma gak suka liat cewek kayak gitu! Gak muslimah banget. Muslimah itu menundukkan pandangan, menjaga pandangan dari yang bukan mahramnya, iya kan Um? Fahza bener kan??." Keluar deh ceramahnya
"Iya..." jawab Umi
"Tuh, dengerin bang! Abang sih jadi orang gantengnya pakek kuadrat, banyak yang nyantolkan. Tapi yang nyantol di hati gak ada? Uhc kasiannya kakaku ini?." Tanya Fahza menggelengkan kepala dengan senyum prihatin
"Abang ganteng udah kodratnya dari sana ganteng juga kali dek!."
"Sudah sudah..." ucapan Abi membuat semuanya terdiam
"... jadi gimana Mi kamu mau kan dijodohkan dengan anak dari sahabat Abi sama Umi?." Sambung Abi
"Huft... insyaallah Bi, saya akan terima dan akan mencoba merubah sikap dia menjadi lebih baik lagi."
"Alhamdulillah..." ucap semuanya serempak
'ya allah semoga ini yang terbaik bagi masa depan hamba, semoga dia yang menemani hamba kelak menuju jannah mu dan meraih rahmat mu ya rabb...aminn.'
*****
"Halo assalamualaikum Yan!." Sapa orang di seberang telpon
"Wa alaikum salam... iya Man ada apa? Tumben malem malem telpon!." Jawab Rian Ayah Aqilla
"Gini Yan, soal perjodohan yang kita buat dulu waktu SMA yang akan menjodohkan anak anak kita, gimana kalau kita pertemukan mereka besok?."
"Loh... kok tiba tiba ngomongin soal itu?." Jawab Rian bingung
" iya.. kan ibadah ngak boleh ditunda?."
"Bener sih... tapi sifat Aqilla masih kekanak kanakan gimana nanti kalau mereka menikah, Aqilla berbuat sesuatu yang tidak tidak. Kasihan Fahmi juga jadinya." Jawab Ayah tak enak dengan sifat anaknya
"Haha.... ngak papa kali. Aku udah bilang sama Fahmi dan Fahmi juga menerima perjodohan ini. Dan insyaallah Fahmi nerima Aqilla apa adanya kok, tenang Yan aku sudah beritahu Fahmi tentang sifat Aqilla, dan yang alhamdulillah nya lagi Fahmi akan berusaha merubah sikap Aqilla pelan pelan setelah mereka menikah." Jawab disebrang menenangkan
"Alhamdulillah kalau gitu aku setuju Man. Jadi kapan kamu sekeluarga kerumah?." Jawab Ayah lega
"Insyaallah besok ba'da isya' kita semua kerumah untuk melamar Aqilla sekaligus menentukan tanggal pernikahannya."
"Baiklah aku tunggu kedatangan mu beserta keluarga."
"Ya udah aku tutup dulu, kita sambung besok. Semoga besok bisa berjalan lancar ya. Assalamualaikum."
"Iya aminn... wa alaikum salam."
Tutt
Sambungan terputus. Dengan senyum sumringah Ayah menyusul Bunda ke kamar.
"Siapa yah, yang telpon malam malam begini?." Tanya bunda yang baru keluar dari kamar mandi
"Dari Rahman bun, katanya dia besok ba'da isya' dateng kesini." Jawab Ayah sembari mendudukan diri di pinggiran kasur
"Rahman nya Ana? Kenapa kesini tumben banget! Mau reunian ya?."
"Iya Rahman sahabat SMA kita dulu. Ngak reunian Bun, tapi mereka mau melanjutkan perjodohan yang kita buat dulu."
"Perjodohan?." Tanya Bunda masih bingung
"Iya perjodohan Aqilla sama Fahmi anak pertama Rahman."
"Hah? Tapi Yah Aqilla masih sekolah? Kayaknya anaknya Rahman sama Aqilla cuma beda 5 tahun kan?."
"Iya, kita bicarakan persoalan ini besok sambil membicarakan tanggal pernikahannya. Bener Bun, Ayah denger denger anaknya Rahman udah jadi ustadz disana."
"Tapi Yah sifat Aqilla kan..."
"Bunda tenang aja Fahmi udah nerima perjodohan ini dan akan mencoba merubah sifat Aqilla. Besok Bunda suruh Aqilla pulang jangan sore sore buat acara malamnya." Ucap Ayah menenangkan sambil mengelus pundak Bunda
"Iya yah."
"Yaudah sekarang kita tidur."
T
bc
Maaf typo berserakan 🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT USTADZ
RandomFOLLOW DULU BARU BACA YA!! 📌 Cerita pertamaku mohon maaf atas kesalahan penulisan serta kata yang kurang dimengerti🙏 📌 Plagiat dilarang mendekat ya🙏 📌 Dilarang mencopy karya orang lain!! DOSA!!🙅 Aqilla Az-Zahra adalah seorang gadis cantik deng...