34

80.2K 7.8K 1.2K
                                    

Saat ini mereka semua berkumpul diruang tamu ndalem. Berhubung sudah malam saat mereka sampai jadi Umi dan Abi tidak ikut dalam perbincangan kali ini.

Aqilla yang duduk tepat disebelah Fahmi membuat Mita dan Kharin tambah menatap Aqilla tak menyangka. Bisa bisanya Aqilla mengulangi kesalahan yang sama. Tadi dengan Fahri sekarang dengan Ustadz mereka sendiri. Apa Aqilla tidak mempunyai rasa malu?.

Apa benar dengan apa yang Aqilla katakan kalau dirinya telah berubah? Mereka berdua kini meragukan hijrah yang Aqilla katakan.

Dapat Aqilla lihat dikedua mata sahabatnya ada kekecewaan disana. Aqilla maklum mereka pasti mengira Aqilla tetaplah Aqilla yang dulu. Aqilla yang tidak memiliki batasan, Aqilla si biang onar.

"Ehem." Dehem Fahmi membuka pembicaraan

"Apa yang ingin kalian tanyakan?." Ucap Fahmi mempersilakan kedua sahabat istrinya ini berbicara

Keduanya sama sama terdiam dan saling tatap. Tidak berani berbicara dihadapan Fahmi.

Melihat keduanya diam. Fahmi menatap Aqilla yang menunduk. Mungkin ini saatnya mereka tahu apa yang sebenarnya.

Fahmi menggengam tangan Aqilla dan menyimpannya diatas pahanya. Perlakuan Fahmi tentunya membuat Khairin dan Mita syok begitupun dengan Aqilla. Bisa bisa Ustadznya yang selalu mereka segani dan yang tidak pernah menyentuh mahramnya sedikitpun kini dihadapan mereka dengan santainya memegang tangan santrinya sendiri. Sungguh tak habis fikir mereka dengan semua ini.

Sementara Fahza dan Fahri hanya bisa menatap malas abangnya ini. PAMER TEROSS!!.

Aqilla menatap kedua sahabatnya yang terlihat syok dengan perlakuan Fahmi. Sebisa mungkin Aqilla berusaha melepaskan gengaman Fahmi pada jarinya.

"Pak please." Cicit Aqilla memohon

"Sudah saatnya mereka tahu yang sebenarnya sayang." Jawab Fahmi dengan senyum menenagkan

Lagi dan lagi Mita dan Khairin dibuat syok dengan panggilan Fahmi kepada Aqilla. Sayang? Ada hubungan apa sebenarnya mereka ini. Tadi mereka kira Fahri yang berpacaran dengan Aqilla tetapi sekarang Fahmi yang menggengam tangan Aqilla dan menyebut Aqilla dengan panggilan sayang?

"Kalian tidak perlu berprasangka buruk tentang Aqilla dan saya maupun Fahri." Ucap Fahmi tegas menatap kedua muridnya ini membuat Mita dan Khairin langsung menunduk

"Karena Aqilla sebenarnya istri saya." Lanjut Fahmi menatap Aqilla yang kini menunduk dalam tanpa mau menatap kedua sahabatnya

Aqilla yakin kedua sahabatnya ini akan membencinya karena tidak jujur dengan semua ini dari awal mereka berteman.

Khairin dan Mita melotot mendengar pengakuan Fahmi barusan. Apa mereka tidak salah dengar? Aqilla? Aqilla adalah perempuan yang beruntung itu? Aqilla istri Ustadz mereka? Aqilla menjadi Ning mereka?

"Istri?." Dengan kompak Khairin dan Mita menoleh menatap Aqilla dan Fahza bergantian

Sementara Aqilla dan Fahza mengangguk pelan tanpa mau menatap kedua sahabatnya. Mereka berdua tau sahabatnya pasti akan kecewa setelah mendengar kenyataan ini.

"Selama itu dan kalian nggak kasih tau kami?." Tanya Khairin tak percaya. Sedewasanya sifat Khairin dirinya akan tetap kecewa melihat sahabatnya sendiri membohongi dirinya selama ini.

"Maaf." Lirih Aqilla menyesal menyembunyikan hal ini kepada sahabatnya

"Kata kamu kami sahabat kamu kan? Kenapa nggak bilang dari awal? Kamu nggak percaya sama kami?." Tanya Khairin lagi dengan air mata yang sudah dipelupuk mata. Rasa kecewanya sangat besar kepada Fahza terutama Aqilla

MY PERFECT USTADZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang