Seorang gadis bermantel biru itu berkali-kali menengok jam tangan yang melingkar di tangannya. Gadis itu adalah Ayakilli, yang sedang duduk di sebuah cafe outdoor. Ayaki sedang menanti kedatangan Ali dan Farra. Ali menolak saat Ayaki menawarkan menjemput langsung di Bandara.
"Affedersiniz.."
Kepala Ayaki terangkat. Seorang lelaki tampak menatapnya dengan heran. "Ayakilli?" tanya lelaki itu.
"Abi Ali?" tanya Ayaki.
Lelaki itu tersenyum.
"Merhaba, Ayaki. Dua tahun tidak bertemu kamu banyak berubah. Aku sampai pangling." tutur Ali.
Ayaki tersenyum. Ali menatap gadis yang berdiri dibelakang Ali."Apakah dia Farra?" tanya Ayaki. Gadis itu maju dan mengangguk. Gadis itu, tak lain Farra mengulurkan tangan.
"Merhaba Ayaki."
Ayaki membalas jabatan Farra.
"Güzel.." guman Ayaki. Farra menaikkan kedua alisnya. Ia tidak tau arti kata yang baru diucapkan Ayaki."Ayaki, Farra baru bisa bahasa perkenalan. Selanjutnya adalah tugas mu mengajarkan yang lain." Ali terkekeh.
"Eh, begitu ya.. Tidak masalah. Silahkan duduk, mohon maaf Baba tidak bisa ikut. Anne lebih memilih menyiapkan masakan di rumah."
Ali dan Farra mengangguk. Ali dan Farra memesan menu."Sejak kapan Abi Ali mulai suka terlambat?" sindir Ayaki. Ali menatap Ayaki.
"Itu salahkan kendaraan yang menjemput rombongan, Ayaki."
"Aku kan sudah menawarkan untuk menjemput Abi dan Farra."
"Sama saja Ayaki. Aku tetap harus pergi bersama rombongan. Survei apartement yang akan kami gunakan."
"Tetapi Farra masuk penumpang daftar hitam." elak Ayaki.
"Tentu saja.. Tidak! Aku sudah berbicara dengan beberapa orang, meminta izin Farra masuk kedalam rombongan."
"Tetapi tetap saja barang-barang Farra ada di apartement Abi kan? Itu namanya kerja dua kali." Ayaki tidak mau mengalah.Farra diam. Ia malas ikut campur dalam pertengkaran, juga malas menengahi. Farra memutuskan untuk diam menonton. Farra lebih memilih menikmati pemandanga sekitar. Sejuk. Sebentar lagi kota ini akan memasuki musim dingin.
Farra tidak percaya jika akhirnya ia menginjakkan kaki kesini. Meski belum menjadi mahasiswi resmi, Ali benar. Ia akan lebih banyak mendapatkan pelajaran saat Farra berangkat lebih awal dari yang lain.
Farra menyadari Ali dan Ayaki saling mendiamkan. "Oh, sudah selesai pertengkarannya? Jadi.. Siapa yang menang?" tanya Farra datar. Mereka berdua sama-sama diam dan tidak menjawab. Farra cuek saja. Ia memang tidak butuh jawaban atas pertanyaannya itu.
"Farra, setelah mengambil barang-barang mu dari apartement ku, kamu langsung pulang ke rumahnya Ayaki ya.. Maaf aku tidak bisa mengantar." Ali memutar poros pembicaraan.
Farra mengangguk-angguk.
"Ayaki, aku mohon jaga Farra hingga dia mendapat tempat tinggal sementara yang cocok dengan pilihan Farra."
"Baba bilang, tidak keberatan menampung satu anak perempuan lagi. Baba mengizinkan Farra tinggal bersama hingga tahun ajaran depan." jelas Ayaki.Memang mahasiswa yang telah diseleksi dan mendapat beasiswa akan mendapat apartement gratis dari pihak universitas. Karena Farra berangkat lebih awal, tentu ia belum mendapat apartement nya sendiri.
"Yakin, kamu tahan hidup setahun bersama Farra?" tanya Ali khawatir. Farra tetap cuek. Ia malas menanggapi celoteh Ali.
***
Farra menurunkan seluruh barangnya dari apartement Ali. Sayangnya Ali ada acara pengenalan. Tetapi Ali berjanji akan menyempatkan bertemu setiap akhir pekan.
"Aku pikir, kamu suka dengan Kak Ali, Ayaki." terang Farra. Ayaki yang sedang menyetir pun terbagi konsentrasinya.
"Yah.. Tidak seru Farra, jika kamu tau." kata Ayaki sekligus menegaskan kalau dia memang menyukai Ali.
"Tentu sangat terlihat dari sorotan mata mu." simpul Farra
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Senior
RomanceKetika orang yang pernah kamu sukai menjadi adik tingkat mu, apa yang kamu lakukan? Ketika orang yang pernah kamu sukai menfitnah mu, apa yang kamu lakukan? Itulah yang dialami oleh Nafisya Afarra Fathia atau lebih akrab dipanggil Farra. Farra berus...