PLAAAK
Farra termangu. Tangan kanannya memegang pipi kanan yang terasa masih panas.
"HEEIII!!" Dendi berteriak marah. Tangannya refleks menarik kerah kemeja Reza. Abyad juga tidak tinggal diam. Ia berdiri tepat didepan Farra. Suasana ruangan itu menjadi kacau balau. Qyna terbangun dan menangis. Aisy mengambil Qyna dan memeluk Qyna dan Alaca bersamaan. Najma juga ikut berdiri.
Beberapa staf rumah sakit mulai memadati ruangan. Mencari tau apa yang terjadi.
"Bagaimana mungkin tangan Anda menyentuh adikku dengan tidak sopan? Ha?! Apakah karena harta anda berlimpah, anda bebas melakukan apa saja yang anda inginkan?! Saya tidak terima dengan apa yang anda lakukan kepada Farra! Jangan berpikir kalau saya tidak bisa menuntut anda!!"
Wajah Dendi memerah.Reza menatap ruang hampa. Dendi berada didepannya dengan amarah yang membara. Bahkan asistennya yang merupakan orang kepercayaan Reza dalam bisnis keluarga juga terdiam. Perkataan putrinya kembali terngiang dalam benak Reza. Suatu kesalahan besar menyentuh keluarga ini.
"Tolong maafkan saya.. Saya tidak bermaksud.."
"Kakak, lepaskan saja. Sudahlah kak. Memang benar buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Sela Farra. "Maafkan perkataan saya tadi, tidak seharusnya saya berkata demikian." Farra memohon maaf. "Biarkan dia pergi Kak. Aku tidak ingin melihat mereka lagi." Farra masih menutupi bekas tamparan tangan Reza.
Dendi tidak bergeming mendengar tuturan Farra. Ia akhirnya melepaskan kerah baju Reza.
"Saya.. Akan berusaha yang terbaik untuk menyembuhkan Pak Rean.."
Kata Reza sembari membenahi pakaiannya."Tidak perlu. Bukankah saya sudah bilang, saya tidak ingin melihat keluarga anda? Urusan saya dengan Putri anda sudah selesai. Dan urusan saya dengan anda juga sudah selesai. Pergilah. Bapak tidak dibutuhkan disini." lirih Farra. Ia sudah tidak memperdulikan sopan santun dan sikap kewibawaan Reza juga sudah hilang.
"Tetapi.."
"Yang saya takutkan, anda bisa saja membunuh Pak Rean. Keluarga ini sudah tidak percaya lagi dengan dokter yang telah menampar putri dari pasiennya sendiri. Saya takut berita miring tentang dokter di rumah sakit ini akan menyebar. Tidak peduli kalau anda adalah pemilik rumah sakit ini. Satu-satunya hal yang bisa anda lakukan adalah pergi dari sini." Abyad mengangkat suara.
Reza diam tak berkutik. Akhirnya, ia meninggalkan ruangan tanpa suara, menembus staf dan pasien yang ingin tau. Namun pada akhirnya kerumunan itu berangsur menghilang.
"Farra..." Najma memeluk Farra dengan erat. "Apa yang kamu lakukan? Jika Ayah ada disini, Ayah tidak akan pernah memaafkan dokter itu." lirih Najma.
"Apa kamu tidak apa-apa Farra?" Aisy mendekat.
"Tidak apa-apa bagaimana?! Kau tidak melihat apa yang lelaki itu lakukan kepada adikku?!" seru Dendi marah. Qyna kembali menangis dan Alaca memeluk kaki Aisy erat-erat."Qyna, Alaca.. Kita beli es yuk.." Abyad memecah suasana yang masih canggung. Qyna memgusap matanya. Ia paling luluh jika mendengar kata es. Abyad mengambil Qyna dari gendongan Aisy. "Maaf merepotkan.." tutur Aisy.
"Tidak apa-apa Kak.." Abyad tersenyum."Kakak.. Qyna mau es yang besaall.." Qyna kembali berceloteh. Tak lupa, tangan kiri Abyad mengandeng tangan Alaca. Entah Abyad akan membawa mereka kemana. Ia cepat menetralisasi suasana.
"Maaf, tidak seharusnya aku berkata seperti itu." Farra menunduk sembari meremas jarinya.
"Yang kamu ucapkan tadi tidak salah. Tetapi juga tidak benar. Kita tidak punya bukti jika Pak Reza sengaja melakukan hal tersebut. Namun menamparmu adalah suatu kesalahan besar." Ujar Najma.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Senior
RomanceKetika orang yang pernah kamu sukai menjadi adik tingkat mu, apa yang kamu lakukan? Ketika orang yang pernah kamu sukai menfitnah mu, apa yang kamu lakukan? Itulah yang dialami oleh Nafisya Afarra Fathia atau lebih akrab dipanggil Farra. Farra berus...