Farra memarkirkan motornya didepan cafe. Dua minggu telah berlalu, dan akhirnya ia menemukan orang yang ia cari. Dinding cafe yang merupakan kaca, membuat Farra dapat melihat kondisi di dalam cafe. Tampak seorang wanita menunggu seseorang, sambil terus melihat jam tangannya. Wanita itulah orang yang harus Farra temui.
Dengan langkah berat, ia mendorong pintu cafe. Tak lupa sebuah kantong plastik bertenger ditangannya. Itu adalah benda yang sangat penting dalam pertemuan ini.
"Assalamualaikum.." suara Farra terdengar begitu parau. Waktu berjalan cepat, benar kata Aisy. Ia hanya menunda waktu. Semuanya adalah kehendak semesta.
"Wa'alaikumsalam... Farra!!" wanita itu berdiri, memeluk Farra erat-erat.
"Farra.. Ini benar-benar kamu kan? Farra.."
Farra membalas pelukan wanita ini.
"Aku.. Aku sangat senang saat kamu menghubungiku.." Wanita itu mengusap matanya yang berembun. Wanita itu melirik tangan kiri Farra. "Kamu masih menggunakan itu ternyata..""Namun sayangnya, Fadhil tidak bisa datang menenani. Ia ada diluar kota sekarang. Mungkin, beberapa minggu lagi dia akan pulang, kamu tidak keberatan menunggukan? Atau kamu mau nomor baru Fadhil? Pasti akan kuberikan.." kata wanita itu bertubi-tubi.
"Alasanku menghubungi Kakak bukan karena aku ingin bertemu Fadhil, melainkan karena ada yang harus ku kembalikan kepada Kak Sita." Farra menelan ludah dengan kelu.
***
"Jujur, aku tidak tau kak, apa yang membuat aku masih berharap kepada lelaki itu." Farra menyampaikan keluhannya pada Aisy.
"Aku tidak bisa menolak ini, tetapi aku juga tidak bisa menerima ini."
"Dan sayangnya, aku tidak bisa bertemu Fadhil sebelum akad.. Bagaimanapun juga, aku harus mengembalikan gelang ini kan? Bahaya kalau Ayaki terlanjur bercerita kepada Kak Abyad."Aisy hanya diam menyimak, sambil memasukkan buku-buku yang Farra ingin bawa ke rumah suaminya nanti.
Praaakk... Farra menjatuhkan pigura foto. Ia memungut pigura tersebut, untung saja kaca pada pigura tersebut tidak pecah."Aku bahkan tidak mengenal Abi Abyad." Farra menghempaskan badanya ke kasur. "Waktu keluarga Abyad datang, kamu sudah dipersilahkan berdiaolog bersama si Abyad. Kamu sih... Kenapa harus menolak? Aku sih tidak memikirkan kondisimu sih, tetapi dengan kamu menolak, menurutku kamu bersikap egois kepada Abyad. Abyad jadi tidak punya kesempatan mengenalmu." cerocos Aisy sambil duduk disamping Farra.
"Kakak, Abyad tinggal tanya pada Ayaki, semua masalah beres. Aku tinggal bersama Ayaki empat tahun lebih. Tidak mungkin Ayaki tidak tau kebiasaanku."
"Lalu, mengapa kamu juga tidak bertanya kepada Ayaki?"
"Itu percuma Kak.. Aku pernah bertanya kepada Ayaki tentang sifat Kak Abyad, ia hanya menjawab, 'dia laki-laki yang baik, penyayang, pintar, dan disukai bayak akhwat. Hanya itu yang ku tau, aku lama tidak berkomunikasi dengan Abi Abyad, kalau kamu mau tau, tanya saja pada Anne Karena Abi selalu mengabari Anne.' tapi aku pikir, Ayaki berbohong sedang kepadaku."
Aisy meraih pigura dari tangan Farra. "Oh, ini teman SMA mu? Apa tanggapan mereka jika seminggu lagi kamu akan menikah dengan Abyad?" Aisy memilih membahas topik lain.
"Saat aku kuliah, aku mengganti nomorku dan hanya Hanna yang tau. Dan saat aku pergi ke Turki, aku juga mengganti nomorku dan tidak ada yang tau."
"Kamu sungguh menyedihkan, Farra. Kamu meninggalkan semua temanmu hanya demi lelaki yang...entah aku tidak tau harus membuat perumpamaan seperti apa. Dia sama sekali tidak memiliki hak untuk ini semua. Tinggalkan Fadhil, Farra. Lama-lama aku muak dengan kasmaranmu pada Fadhil. Mau dilihat dari sudut pandang apapun, Abyad itu sangat plus-plus dari pada Fadhil."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Senior
RomansaKetika orang yang pernah kamu sukai menjadi adik tingkat mu, apa yang kamu lakukan? Ketika orang yang pernah kamu sukai menfitnah mu, apa yang kamu lakukan? Itulah yang dialami oleh Nafisya Afarra Fathia atau lebih akrab dipanggil Farra. Farra berus...