Lupakan dan Berbahagialah

23 4 2
                                    

Ah iya. Bagaimana Farra lupa urusan dengan Alghif?

"Farra, kamu sudah datang, ya?" Catalia datang dari dapur, membawa senampan makanan. Seorang gadis kecil malu-malu membuntuti catalia. Farra melihat sekilas. Dari segi wajah memang mirip dengan catalia. Tinggi gadis itu berkisar tinggi siswa kelas dua sekolah dasar. Ia sudah berkhimar, sama seperti Catalia

"Farra, ini adikku. Eva namanya, dia agak sedikit malu-malu pada orang yang tidak ia kenali. Juga, mulutnya susah untuk di rem kalau sedang berbicara."

Farra terdiam sebentar. Catalia sedikit berbeda. Ia terlihat lebih ramah saat ini, dari pada sebelumya saat pertama kali mereka bertemu. Terutama akses bahasanya. Namun Farra tidak terlalu mempermasalahkan.

Eva menarik-narik baju belakang catalia, mengibaratkan kalau Farra adalah orang asing bagi Eva. "Ayo, salamin kak Farra." perintah catalia pada adiknya.

Eva berjalan malu mendekati Farra. Ia mengulurkan tangan, ingin mencium punggung tangan Farra. Farra tersenyum. Eva terlihat manis dan menggemaskan.

Dendi memasuki rumah dengan tergesa. "Farra, kamu temani mereka berkeliling, ya." pinta Dendi.

Mata Farra melotot.  Nada berbicara Dendi layaknya tidak ada hal serius diantara mereka berdua . Dendi mengedipkan mata, memberikan pesan isyarat kepada Farra.

"Baiklah.. " kata Farra akhirnya. "Eh, aku sebelum kita pergi, cicipi dulu masakan ku dan Eva yang menggunakan resep kak Aisy." Catalia menyondorkan masakan kepada Farra yang telah ia buat bersama Eva tadi.

"Ini enak, seperti masakan kak Aisy." puji Farra. Catalia tersipu, "Terimakasih."

"Ayo, kita keluar." Alghif mengambil kunci mobil dan jaketnya. "Wah... Bersemangat sekali kak Alghif." Akhirnya Farra mendengar suara Eva.
Ia tertawa kecil. Alghif menggaruk tengkuk. "Sudahlah Eva, ayo!"

Catalia mengerti keadaan Alghif. Catalia menggandeng tangan Eva. Farra menyusul di belakang mereka dan Alghif berjalan paling belakang.

"Kak Alghif itu, suka kak Farra ya? Aku pikir kak Alghif suka kak Lia." celetuk Eva. Catalia mengayunkan tangan yang menggandeng Eva. "Sstt.. Eva.."

"Maaf kak. Soalnya, Kak Farra cantik banget, lembut lagi. Eva lebih senang kalo jadi adiknya kak Farra." celetuk Eva lagi. Catalia meremas tangan kecil Eva. "Aww.. Iya kak.. Ampun.."

Farra tertawa kecil. Eva tidak seperti yang ia bayangkan. Sedari tadi Farra mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Salah siapa menggunjing didepan orang yang sedang digunjing kan?

"Eva, kamu duduk didepan." kata Catalia yang melihat Eva akan membuka pintu mobil bagian tengah. Eva mengangguk singkat, takut kalau catalia mengamuk lagi mungkin.

"Farra, kita mau pergi ke mana?" tanya Alghif sebelum membuka pintu kemudi. "Ada kebun teh lumayan dekat sini. Apakah kalian mau pergi ke sana? Kalau tidak, kita bisa pergi bermain ke wisata wahana. Kalian lebih suka pergi ke mana?" tanya Farra.

"Wahana? Ini masih belum terlalu terik untuk pergi ke sana. Kita pergi ke wisata wahana saja ya, Ghif.." pinta Catalia. Alghif terlihat berpikir. "Yah.. Alghif kan inginnya seperti di sinetron-sinetron seperri itu, kalo ceweknya kedinginan dikasih jaket dari belakang, romantis." Catalia setengah menyindir. Wajah Alghif memanas

"Siapa bilang? Ayo, kita ke sana! Aku juga sudah lama tidak mengunjungi tempat seperti itu." terang Alghif sembari membuka pintu kemudi. "Yes!" Catalia bersorak gembira. Farra tersenyum simpul.

Farra duduk ditengah bersama catalia. Lebih tepatnya, berada dibelakang kursi kemudi. Farra menghembuskan napas berat. Bukan karena Alghif dapat mengawasi tingkah laku Farra, melainkan masih ada Aisy yang ia cemaskan. Farra menyangga wajahnya pada tepi jendela mobil, diam menatap jalanan.

My Lovely SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang