Menjenguk Masa Lalu 2

43 6 1
                                    


Maaf ya, kalo typo:))
segera beritahu aku ya, jika ada yang salah:")
Selamat menikmati...

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Sekarang Farra menikmati masa serius belajar, karena ia sudah memasuki kelas 12 semester awal.
Karena Farra telah menyelesaikan syarat kelulusan tahfidznya, Farra tidak perlu memikir serius soal itu. Farra hanya tinggal murajaah saja, tidak dikejar waktu.

Farra masih dia yang sebelumnya. Namun, ada yang membedakan dengan Farra yang dulu. Ada insan lain yang selalu disebut dalam doanya, Fadhil.

Tidak banyak yang tahu soal itu. Hanya Hanna, Nazwa, kedua malaikat dan Allah yang tahu.

Fadhil termasuk golongan famous. Tak jarang telinga Farra mendengar celotehan santriwati memuji pesona indahnya. Farra memilih untuk tersenyum, meski kadang rasa cemburu memenuhi rerusuk Farra.
Nazwa saja sampai gemas untuk mengatakan pada mereka.

"Cinta dalam diam itu memang pahit Naz. Namun selalu berakhir mulia, seperti sayyidina Ali dan sayyidati Fatimah. Bahkan, aku ini sudah tidak pantas disebut cinta dalam diam. Kalian berdua udah tau duluan sih..." tutur Farra. Mereka berdua tersenyum dan memeluk Farra setelah itu. Dan entah kapan bermulanya, Farra sangat dekat dengan Hanna. Nazwa juga sudah asyik dengan temannya yang lain.

Farra mampu membatasi dirinya. Ia tidak seperti teman-temannya yang sudah akut terkena virus merah jambu. Teman-temannya yang galau jika tidak melihat santriwan yang disukai satu hari saja. Farra masih dapat menahan rindunya. Namun sekali Farra sempat bertemu Fadhil, ia tidak dapat menetralisasi rona pipinya.

Farra baik-baik saja, ia pandai menyembunyikan sesuatu. Farra pernah berpengalaman dengan masa lalunya. Ia berusaha untuk mengurangi rasa itu, mencintai sewajarnya. Namun tidak pada
Fadhil.

Bahkan Fadhil sudah mendapat surat peringatan dari bagian tahfidz. Fadhil merupakan alumni SMP An-Nafi'. Dan syarat kelulusan bagi santri SMA alumni seperti Fadhil harus menyelesaikan tasmi' 20 juznya. Pikiran Fadhil kacau, karena Farra adalah first lovenya setelah umi dan kakak perempuannya.

"Vid. Wajah gadis itu... Selalu berhasil memecah konsentrasiku." kata Fadhil pada Ravid, teman dekatnya.
Sejenak, Ravid menghentikan bacaan Al-Qur'annya
"Itu tandanya, kamu terlalu berlebihan." jawab Ravid dingin.

"Dia orang pertama setelah Umi dan kakakku, Vid. Aku nggak tahu harus seperti apa. Aku nggak punya pengalaman." keluh Fadhil lagi. Sempurna, Ravid menghentikan bacaannya.

"First love nih ceritanya?" dari nada bicaranya, Ravid tampak mengejek lawan bicaranya. Fadhil dengan muka tertekuk mengangguk samar.
"Dan karena dia juga, aku sudah dapat surat peringatan tahfidz." Fadhil murung.

Ravid tersedak.
"Dhil, denger ya... Itu bukan salah Farra. Dia tidak salah apa-apa. Kamu aja yang berlebihan. Mungkin, bagi Farra, dia cuma sekedar suka doang. Coba liat Farra. Dia aja tahfidznya masih jalan. Farra masih Farra yang dulu, Dhil. Yah.. Paling bedanya, dipikiran Farra ada Fadhil, sama sepertimu. Bedanya, Farra masih dapat mengendalikan perasaannya." Fadhil mengendus kasar.
"Yang kau liat itu cuma covernya Vid. Kamu nggak tahu isinya kayak apa." Fadhil tidak terima pendapatnya tidak disukai Ravid

Fadhil terdiam. Ia tampak berpikir,memikirkan soluisi untuk masalahnya. Begitu juga dengan Ravid.
Braaakk!
Fadhil memukul kayu dipannya, membuat Ravid terkejut.
"Aku punya ide!" seakan ada lampu menyala dikepala Fadhil.

"kita bikin Farra menderita. Siapa tahu, dengan Farra menderita, pikiranku bisa fokus lagi. Farra yang aku lihat selalu bahagia. Mungkin dengan melihat dia menderita dapat mengurangi rasa suka pada Farra. Apa yang aku katakan pada orang tuaku kalau setahun pengabdian cuma gara-gara cewek? Mau ditaruh mana muka ini nanti?"

My Lovely SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang