Kakak Senior

42 4 0
                                    

Hukuman terberat bagiku ketika aku berusaha menangkis jarak asing diantara kita, tetapi kamu selalu menepis jarak dekat yang telah aku ciptakan:'(

  Fadhil

                                  ***


"Princess Farra... Tumben habis shubuh tidur lagi. Princess, ayo bangun! Katanya ada jam kuliah pagi. Apa nunggu dijemput sama pangeran Fadhil?" goda Hanna sembari mengusik Farra yang tertidur diatas sajadah, lengkap dengan mukena.
"Hanna, aku masih tidur Hann.." Farra menepis tangan Hanna yang menarik-narik mukenanya.

"Lahh.. Masih tidur bisa jawab juga ya? Aduh.. Gimana ya, kalo aku panggilin pangeran Fadhil?" Hanna tertawa cekikikan.
"Hanna, pagi-pagi jangan bawel." entah Farra sudah sadar belum dari tidurnya.

"Bangun Tuan Putri.... Nanti telat kuliah, Pangeran Fadhil yang disalahkan." Stok kesabaran Hanna masih melimpah kok. Tenang saja. Ia memukul pelan tubuh Farra yang masih terbungkus mukena.

Farra terduduk. Wajahnya sangat kusut. Menahan rasa sebal dihatinya.
"Apaan sih Hann? Enggak tau temennya lagi ngantuk?!" seratus persen Farra kesal.
"Coba Tuan Putri lihat mesin penunjuk waktu deh." ujar Hanna lembut, tentunya menggoda.

Dengan malas, Farra melirik jam yang tergantung didinding kos milik Hanna.
06.53.
"Astagfirullah!"  pekik Farra. Ia langsung melemparkan mukena yang ia pakai.

Hanna menggelengkan kepalanya melihat Farra yang kalang kabut.
"Susah juga ya, bangunin Tuan Putri. Padahal biasanya dulu di pesantren putri yang bangunin rakyat jelata ini. Malah Tuan Putri jarang banget tidur habis shubuh. Hingga rakyat jelata ini kewalahan menahan kantuk untuk melayani Tuan Putri." sindir Hanna sembari tertawa.
"Diam kau Hanna. Kalau tidak mau membantu, lebih baik kau jaga saja mulut kau." kata Farra sinis sembari menagacak-acak tasnya, mencari baju.

"Makasih enggak ini?" goda Hanna.
Blaam.
Farra menutup pintu kamar mandi yang ada di kos Hanna.
Hanna tertawa puas.

Selepas menceritakan masalahnya, mustahil Farra akan kembali ke pesmanya. Sudah larut.
Sementara mereka berlainan kota. Akhirnya Farra menginap di kos Hanna. Tadi malam Farra berpesan untuk mengingatkan kalau ada mata kuliah pagi. Namun, kenyataannya?

Lebih baik Hanna menyiapkan sarapan untuk Tuan putri.:")

"Buset! Tuan putri mandinya kok cepat amat. Nanti kalo masih bau bagaimana? Pangeran Fadhil tidak mau mendekat dong Tuan Putri." goda Hanna lagi, melihat Farra yang sudah keluar dari kamar mandi.
"Berisik!"
Farra mengundang tawa Hanna. Farra sudah memoles pelembap pada wajahnya. Hari ini Hanna tidak ada jadwal. Oleh karena itu ia bebas menggoda Farra.

"Aduh Hanna... Aku lupa bawa jilbab yang warnanya senada.." keluh Farra sembari menepuk jidatnya. Ia pergi ke kos Hanna tanpa persiapan yang matang.

Farra menggenakan baju berrwarna coklat. Sementara kerudung yang ia bawa adalah kerudung yang ia pakai sebelumnya. Warnanya hijau. Senada dengan baju yang Farra kenakan sebelumnya.

"Iya-iya. Aku paham, nih." kata Hanna sembari menyerahkan pasmina berwarna coklat.
"Wah, Hanna. Pasmina mu panjang benget. Aku aja engga pernah pakai pasmina gara-gara pendek." kata Farra sembari membentangkan pasmina milik Hanna.

"Kapan-kapan deh aku ajak ke tokonya deh..." tawar Hanna.
"Hm, engga online ya?" tanya Farra sembari mengenakan pasmina.

My Lovely SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang