Fadhil kembali berkelit, tangkas menghindari tendangan dari lawan. Saat lawan masih terkejut, tidak menyangka Fadhil dapat menghindar, Fadhil mengayunkan kaki kanan, tumpuan terkuat saat ini, menendang ulu hati lawan.
Lawan Fadhil terbanting. Ia mengaduh kesakitan. Hitungan ke sepuluh, lawan Fadhil masih tidak mampu berdiri. Wasit mengangkat tangan Fadhil tinggi-tinggi. Fadhil kembali menang untuk kesekian kali.
Hanna sadar. Mata Farra tidak bisa membohongi dimana Farra memandang. Bahkan pertanyaan Hanna tadi harus ditunda karena juri memanggil nama Fadhil A'lamul Qawiyyu. Senyum setipis benang terbit dari kedua sudut bibir Hanna. Berjuta rasa.
Matahari diluar sana sudah menanjak naik. Hanya ada 5 perguruan yang tersisa. Dua diantara nya, perguruan Fadhil dan Alghif. Sangat tipis kemungkinan mereka berdua tidak bertemu dalam pertandingan.
Tuling!
Ada pesan masuk dari Dendi. Farra takut pesan itu penting. Tadi Farra sudah me-reject panggilan dari Dendi. Farra segera membuka pesan, meski amarah masih tersisa.Assalamualaikum..
Kenapa kamu tidak menjawab telepon kakak? Masih marah ya? Maaf. Kakak mau bilang beberapa hal. Aisy hamil. Aisy sangat ingin bertemu kamu. Cepat kesini kalau kamu tidak ingin punya keponakan ileran. Kedua, Ali sudah pulang. Nanti malam dia mau main ke rumah. Ketiga, Ayah juga pulang. Terserah mau datang apa tidak, yang penting kakak sudah bilang kepada kamu. Sudah, itu saja.
Wassalamualaikum...Farra bersorak dalam hati saat tau Aisy mengandung calon keponakan. Farra diam-diam tersenyum, melupakan Hanna yang tadi bertanya. Ali juga pulang? Farra juga rindu pada kakak sepupu itu. Dan yang membuat Farra semakin bergembira, Rean, sang Ayah juga pulang. Sudah sekitar 2 tahun Rean tidak pulang.
"Farra?...." takut-takut, Hanna menyenggol lengan Farra dengan siku.
"Eh iya. Ada apa Hann?"
"Kamu kenapa tersenyum sendiri? Karena Fadhil menang ya...?" tebak Hanna.
Rasa kesal Farra kembali memuncak saat Hanna menyebut nama Fadhil. "Hanna, bukankah aku sudah bilang, kalau di otak ku bukan hanya berisi tentang Fadhil?!" Farra merasa tersinggung.
"Iya... Maaf.." Hanna meremas lengan baju, "Mengapa kamu selalu tersinggung saat aku bertanya soal Fadhil?"
"Dan mengapa kamu juga sering bertanya Fadhil kepada ku?" Farra bertanya balik.Hanna tidak kunjung menjawab. Skak mat dengan pertanyaan Farra. "Tapi.... Aku bertanya kepada kamu dulu, Farra. Harusnya, kamu yang menjawab dulu." Hanna mencari celah untuk berpikir.
"Karena kamu selalu bertanya bertubi-tubi soal Fadhil. Aku jadi capek menjawab. Itu jawaban aku. Sekarang, jawab pertanyaan ku!" seru Farra.
Hanna menggigit bibir, "Karena... Aku kepo aja dengan kalian." jawab Hanna asal.
"Kepo bagaimana?" Farra tidak mengerti.
"Hadirin yang berbahagia. Tibalah kita pada penghujung acara yang sangat dinanti. Inilah... Grand fiinaaalll...!!" suara mc lebih dulu menyela. Perhatian Farra dan Hanna sama-sama teralihkan.
"Grand final? Kapan semi final nya?" tanya Farra heran. Hanna mengangkat bahu. Hanna sendiri juga tidak tahu.
Hanya tersisa dua perguruan yang lolos babak semi final. Siapa lagi kalau bukan perguruan Fadhil dan Alghif.
Jantung mereka berpacu saat Fadhil dan Alghif sama-sama berdiri, melemaskan badan. Kemenangan ini, milik salah satu diantara mereka berdua. Peserta yang lain bersorak, menyemangati kedua jagoan tersebut.
Hanna memegang tangan Farra. Kedua tangan mereka sama-sama berkeringat. Farra memegang erat tangan Hanna.
Peluit ditiup sekali. Fadhil dan Alghif saling menunduk hormat. Wasit menyuruh mereka saling berjabat tangan. Terlihat sangat menegangkan memang. Peluit kembali ditiup. Wasit menjabarkan kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Senior
RomanceKetika orang yang pernah kamu sukai menjadi adik tingkat mu, apa yang kamu lakukan? Ketika orang yang pernah kamu sukai menfitnah mu, apa yang kamu lakukan? Itulah yang dialami oleh Nafisya Afarra Fathia atau lebih akrab dipanggil Farra. Farra berus...