"Orang yang benar-benar mencintaimu tidak akan hanya menerima kelebihanmu. Namun, juga kekuranganmu."
~Mengejar Cinta Ukhty Jutek~
Pagi ini cuaca layaknya hubungan Dalisa, mendung, tapi belum hujan. Tidak lama hujan pun turun dengan deras, tetapi apakah hubungan Dalisa dahulu juga akan sama seperti hujan? Maju selangkah lebih jauh?
Kini Ilaina dan Dalisa sedang berada dalam angkutan umum menuju sekolah, seperti apa yang dikatakan Ilaina, ia sekarang mulai masuk sekolah karena kesehatannya pun sudah mulai membaik. Tadi Dalisa sempat khawatir juga akan kondisi kesehatan gadis itu. Namun, Ilaina berhasil meyakinkannya.
"Cha, kamu bawa sweater tidak?" tanya Ilaina karena khawatir gadis itu akan kedinginan.
"Astagfirullah aku lupa, Na!" Bola mata gadis itu membulat, lantas meringis pelan merutuki kecerobohannya.
Dalisa adalah orang yang tidak tahan akan suhu dingin, saat malam tiba pun ia selalu memakai sweaternya, karena jika tidak memakainya sebentar saja, ia bisa saja jatuh dengan kondisi pingsan.
"Kita berdoa saja, semoga nanti kita tidak kehujanan dan kedinginan." Ilaina berusaha menenangkan.
Sebelum Ilaina sakit dan Sania pulang, Dalisa lah yang selalu mengingatkan mereka, tetapi sekarang berbanding terbalik. Ilaina yang selalu menengkan Dalisa. Entahlah pikiran Dalisa dan mental Dalisa kini sedang lemah.
Tidak lama mereka pun tiba di sekolah, seperti biasa mereka melewati dua gedung untuk menuju di mana ke kelas mereka berada. Di dalam perjalanan Dalisa dan Ilaina mengobrol kecil menghiraukan tatapan-tatapan yang disampaikan adik kelasnya.
Kondisi hati Dalisa tenang sebleum Kaka kelas yang melabraknya kemarin bertemu pandang dengannya yaitu, Rasya, Zeze dan Hana. Mereka menatap ke arah Dalisa dengan tatapan tajam, benci dan meremehkan.
Ilaina yang sedari tadi bercoletah dan tidak mendengar tanggapan dari sahabatnya, pun menoleh ke arah Dalisa dan berlalu mengikuti arah pandang Dalisa. "Kamu kenapa?" tanya Ilaina menepuk tangan Dalisa pelan.
Dengan pandangan menunduk Dalisa menjawab, "Mereka menzolimi-ku lagi kemarin."
Sontak saja Ilaina membulatkan mata sempurna. "Really?" tanyanya menatap tidak percaya, Dalisa pun menganggukan kepalanya.
Ilaina menghela nafas. "Allah pasti melindungi kita, lebih baik kita pergi ke kelas tidak usah meladeni mereka," sahut Ilaina jengah dengan tatapan menusuk yang keluar dari ketiga Kaka kelasnya.
Dalisa menganggukan dan kembali pokus ke depan, sebentar lagi mereka akan sampai di kelas XI IPS 1. Rasanya Ilaina sudah sangat rindu, meskipun baru satu hari tidak masuk. "Asslamualaikum, Gaess! Ilaina yang imut kembali hadir membawa ke-kekangenan setelah kemarin tidak sekolah!" serunya membuat seisi kelas tertawa dan membuat Ilaina mengerucutkan bibirnya.
"Kalian semua gak kangen gitu sama aku?!" rajuknya.
"Gak!"
Dalisa yang mendengar jawaban mereka merasa iba dan ikut tertawa. Lalu seseorang berkata setengah berteriak dari bangkunya, yaitu sang ketua kelas, Latif. "Ilaina, tenang aja gue kangen kok sama lo!" teriaknya.
Dalisa menggoda dengan tatapan tidak percaya kepada Ilaina. "Na!" Lalu Dalisa menatap Latif sekilas. "Acieee ketua kelas jadi sama bendahara nih sukanya, ingat ya jangan pacaran, jaga pandangan!" ancam Dalisa kepada keduanya.
Ilaina yang mendengar itu salah tingkah lalu berkata, "Apaan sih Ca, badan aku lemes nih duduk, yuk! Lagian tadi kan kita cuma bercanda iya 'kan, Tif?" tanyanya spontan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2)
Teen Fiction~🔥sudah end🍂 Baca selagi banyak babnya yaa Tetap komen dan vote ya, walau ceritanya udah tamat💌. Jangan lupa follow juga ya Ini bukan kisah pemuda yang suka mencari masalah dan berkelahi, tetapi ini tentang Khalifi, ketua geng motor yang dimasuk...