~8 Bayarin lagi?

1.3K 193 17
                                    

"Kita tidak bisa memahami seseorang tanpa proses. Ada jalan yang harus kita tempuh sebelum mendapatkan kepercayaan, dan harus ada rasa nyaman yang tertanam agar semuanya berjalan dengan lancar."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek

Setelah mencari Khalifi beberapa saat akhirnya netranya siluet laki-laki itu juga. Dalisa mengira laki-laki itu sedang melamun sampai tidak menyadari kehadiran dirinya yang telah berdiri di samping.

Terlonjak sebentar, Khalifi menoleh ke arahnya. "Loh, lo dari kapan di sini?" laki-laki itu berdiri lantas menyunggingkan sebuah senyuman.

"Dari Zaman Jahiliah," balas Dalisa malas.

Mengernyitkan dahinya tidak mengerti Khalifi pun bertanya, "Zaman apa tuh, Ukhty?"

Menghela napasnya sabar Dalisa mulai menjelaskan, "Kondisi masyarakat kota Arab sebelum kedatangan islam, mereka mengalami kemerosotan moral, mabuk, judi dan hal lainnya. Bahkan pada masa itu juga bayi perempuan dikubur hidup-hidup. Selain itu, juga mereka bodoh akan memilih kepercayaan."

Mengangguk satu kali, laki-laki itu kembali bertanya, "Dulu kepercayaannya pada nyembah berhala ya?"

Dalisa mengangguk, gadis itu menjelaskan dengan pandangan lurus kea rah lapangan. "Kelompok kepercayaannya terbagi menjadi beberapa macam, yaitu: penyembahan berhala, penyembahan bulan dan bintang, jin, ruh, arwah nenek moyang, bahkan ada yang menyembah alat kelamin."

Mendengarnya Khalifi berseru, "Woah, parah, parah." Mengobrol dengan Dalisa memang menyenangkan, selain sifat juteknya yang membuat penasaran juga ia bisa mendapatkan ilmu yang seharusnya sudah ia ketahui.

"Masa sih, kamu belum tahu?" Mata Gadis itu memicing kea rah beberapa detik.

Laki-laki yang ditanyanya tertawa. "Gak tahu aja, gue sering bolos." Khalifi melanjutkan, "Lagian manfaatnya apa sih nginget-nginget sejarah 'kan udah berlalu?"

Memikirkan hal itu Dalisa tertegun sekejap, sebelum menjawab, "Pertama, karena setelah membacanya kita jadi tahu informasi tentang islam. Orang muslim tapi engga tahu tentang islam aneh 'kan?"

Khalifi mengangguk benar juga apa yang dikatakan Dalisa. "Biar kita juga tahu bagian mana yang harus dikembangkan dalam islam dan juga tidak. Dahulu ada kerajaan besar bernama Daulah Abbasiyah yang berhasil membawa islam sampai pada puncaknya. Namun, karena pemimpinnya setelah bertahun-tahun kemudian daulah itu runtuh."

Penasaran mengapa hal itu bisa terjadi, Khalifi pun kembali bertanya, "Memangnya apa yang membuat Daulah itu runtuh? Apa yang dilakukan pemimpinnya?"

"Ini mengapa kita harus memilih pemimpin yang tepat, karena seorang pemimpin itu seperti nahkoda kapal. Jika apa yang dilakukannya tepat ia akan selamat, tetapi jika tidak? Anta tahu sendiri jawabannya."

Lantas Dalisa menghela napasnya kemudian bercerita. "Pemimpin-pemimpin terakhir daulah Abbasiyah yang membuat hancur ternyata tidak mumpuni mereka sering berfoya-foya dan melakukan hal lain yang tidak pantas dilakukan. Hal itu membuat bangsa lain memanfaatkan keadaan kita."

"Alasan kedua, seperti yang sudah Ustaz Yuda sampaika tadi untuk kita teladani tentunya Khalifah yang tepat ya."

Keduanya sama-sama terdiam setelah ini, sebelum khalifi menyeletuk, "Andai gurur sejarah gue dulu kaya lo. Mungkin gue bakalan betah di kelas, ukhty Jutek."

Menggelengkan kepalanya. "Oh iya salah satu faktor runtuhnya Daulah Abbasiyah gara-gara para pemimpin dan rakyatnya terpecah belah."

Mendengarnya seketika Khalifi menyeringai. "Maka dari itu Ukhty jutek, kita juga harus bersama-sama agar sekolah ini nanti jaya."

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang