~21 Penyelamat

770 133 15
                                    


"Pada hakikatnya manusia adalah mahluk Allah yang paling sempurna dan lemah, maka dari itu jadikanlah Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung dan menolong."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek~

.

.

Entah kenapa firasat Khalifi membawanya ke sini. Ke sebuah bangunan di mana banyak beberapa ruang yang kosong atau bisa disebut jga gedung ekstrakurikuler. Hanya diisi kala ada kepentingan dan hanya oleh anggota ekskulnya sendiri.

Khalifi mempercepat langkahnya di koridor gedung tempat ruangan-rungan kosong itu, hatinya mengarahkan Khalifi untuk berjalan ke sana, hatinya kini terasa sakit teriris kaca meski sedikit tergores, namun tetap perih rasanya.

"Lepasin aku, Ka! Lepasin, aku beneran bakal nyerah lepasin aku Kak! Kenapa Kaka jahat?!" Bagaimana di saat seperti ini ia masih bisa terlihat baik-baik saja?

Deg!

Laki-laki itu terdiam di tempatnya, sejenak ia bergeming di depan pintu. Khalifi memasang telinganya baik-baik, benarkah suara yang ia dengar tadi adalah suara Dalisa? Tidak kedapnya suara dalam ruangan itu membantu Khalifi menemukan sang gadis.

"Diem, Lo!" bentak Rasya. Rasanya dia pusing mendengar rintihan dan permintaan mohon gadis ini, Rasya membenci gadis lemah seperti ini, justru dia sangat ingin sekali menyiksanya.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Dalisa membuat gadis itu bergeming, rasa panas perlahan menjalar bahkan jejak telepak tangan Rasya sangat tercetak jelas di wajah mulus milik Dalisa. Argh, itu tamparan yang pernah Dalisa terima untuk pertama kalinya.

Sementara itu Khalifi masih saja terdiam, dia tidak lagi mendengar suara siapapun dari dalam. Sepertinya mereka terkejut dengan apa yang berusan mereka lakukan. Tangisan, bentakan, dan tamparan itu terdengar oleh Khalifi. Sepertinya ini sudah cukup untuk memastikan jika itu memang benar Dalisa.

Dengan mengerahkan semua tenaganya Khalifi mendobrak pintu yang dikunci itu. Kayu yang sudah kusam dan tidak lagi begitu kokoh dimakan usia itu terbuka sedikit kasar.

Brak?!

Sontak kedua pupil matanya membesar dengan apa yang tengah dilakukan mereka. "Apa yang kalian lakukan, hah?!" bentak Khalifi yang menggema di penjuru ruangan itu.

Zeze dan Rasya yang memegang tangan Dalisa pun sontak melepaskannya dan Hana berhenti melakukan aktivitasnya yaitu memoleskan make up ke wajah cantik Dalisa. "Lo Dalisa bukan?" Tanya Khalifi begitu hati-hati.

Awalnya Dalisa terdiam, tetapi perlahan kepalanya mengangguk. "Tolong," pintanya lirih, gadis itu menunduk dalam ia begitu malu mengangkat wajahnya sendiri.

"Lo yang ngapain ke sini?! Ganggu urusan orang aja! Emang kenapa kalau Dalisa, lu suka sama dia?"geram Rasya yang menatap tajam Khalifi. Nada yang ia lontarkan begitu terdengar sinis.

Tidak mengubris apa yang Rasya lontarkan kini justru Khalifi malah terpaku. Wajah yang dia duga jelek, banyak jerawatan, berminyak dan kekurangan lainnya menempel di wajah Dalisa ternyata salah. Sejenak Khalifi malah terus memandangi wajah yang begitu teduh, manis dan cantik dalam bersamaan itu membuat Khalifi terpesona.

'Secantik itu wajahnya? Kenapa harus ditutupin sih? Tapi gapapa deh biar Cuma gue dan mahromnya aja yang bisa liat!'

Khalifi menggelengkapn kepalanya. Tidak, Khalifi jangan terpesona. Ini bukan waktunya untuk itu. Ini waktunya untuk menyelamatkan gadisnya dari belenggu yang dibuat dua kaka kelasnya yang terlihat begitu menor.

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang