~16 Bawain makanan

986 132 10
                                    

"Aku lelah dengan hati ini, hati yang belum bisa melupakan dia. Meskipun raganya telah pergi, tetapi namanya masih tetap ada di hati."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek~



Mendengarkan penolakan yang begitu tegas keluar dari mulut Dalisa membuat laki-laki ikut tidak berkutik. Padahal tadinya niatnya hanya bercanda, tetapi hatinya tidak bisa diajak kompromi. Ada sedikit goresan di sana jika terlihat.

Penolakan Dalisa mampu membuat Khalifi yang biasanya tidak ambil pusing kini berhasil mengubahnya menjadi Khalifi yang overthinking. Khalifi menjadi penasaran apa alasan Dalisa menolaknya. Ia tidak tampan kah? Bandelkah? Karena tidak sopankah? Atau karena telah membuat Dalisa kesal?

Ia membutuhkan jawaban itu kini. Apakah karena Khalifi tidak pandai mengaji dan bukan Ustaz ataupun anak kiai? Ataukah Dalisa sudah mempunyai tambatan hati yang selalu dinanti dan disebut namanya di sepertiga malam?

"Kenapa?" Tanya Khalifi pelan.

Sejenak Dalisa berpikir. Apakah ia harus menjawab pertanyaan tidak penting Khalifi atau membiarkannya menggantung begitu saja diterpa angin lalu dan terlupakan. Namun, apakah dengan ia mengungkapkan semuanya akan selesai? Seperti halnya perjodohan itu tidak akan terlaksana dan Khalifi tidak akan mengganggunya lagi dan pergi dari hidupnya.

Ya, sepertinya memberi tahu Khalifi alasan sebenarnya adalah alasan yang tepat. Karena Khalifi harus pergi dari hidupnya, dan Dalisa harus menjaga hati untuk seseorang yang dicintainya.

Menghela napasnya perlahan Dalisa menjawab penuh hati-hati dan sepalan mungkin. Ia tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya. "Aku masih mencintainya," ungkap Dalisa.

Masih mencintai orang lain? Kenapa dadanya semakin sesak mendengar jawaban itu? Tidak ini tidak ada yang salah. Bukankah tadi Khalifi juga yang ingin tahu jawaban dari gadis itu? Seandainya waktu bisa diulang kembali, Khalifi tidak ingin mendengar jawaban ini rasanya.

Perih ya mencintai seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya? Jika dikatakan mencintai sepertinya rasa itu belum sepenuhnya tumbuh. Namun membayangkan jika cintanya akan bertepuk sebelah tangan membuat perasaan khawatir itu muncul.

Maka menolak memang keputusan yang benar-benar terbaik. Saat ini Khalifi malah terkekeh hambar ia menganggap ini hanya sebagai candaan semata saja. "Haha kasian Ukhty Jutek ternyata gagal moveon. Kasih tahu gue dong siapa cowonya?"

Gadis itu berdesis mendengar respon Khalifi yang malah kelewat santai. Memang apa yang Dalisa harapkan memang Khalifi menyukainya sampai ia berharap laki-laki itu menjauh darinya?

Khalifi kembali melanjutkan. "Hadeuh, ternyata Ukhty Jutek bisa jatuh cinta juga ya. Kirain gue gak bisa."

Dalisa berdecak kesal dan langsung meninggalkan Khalifi yang masih meledeknya. Rasa cinta yang tergoreskan di hati untuk masa lalunya tetap sama, maski sekarang rasa itu berpadu dengan kekecewaan.

Iya, masih dia tokoh utama yang memenuhi relung hati Dalisa. Benar apa yang dikatakan Khalifi, ia gagal move on bahkan sudah tiga tahun berlalu, tetapi rasa itu masih sama untuk orang yang sama.

Tersadar Dalisa lagi meninggalkannya, Khalifi sengera berlari mengejarnya. "Jutek! Woyy lo ninggalin gue lagi!" Kini menjadi Khalifi yang merasa kesal, Dalisa menjadi nyebelin kalau lagi ngambek.

Sementara di depan, gadis itu tengah merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya ia membuka masa lalunya kepada orang baru semacam Khalifi, lelaki usil dengan sejuta godaan untuk Dalisa. Gadis bercadar itu menyalahkan dirinya yang lebih mementingkan perasaan dibandingkan logika. Dan ya beginilah akhirnya.

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang