Assalamualaikum, haloo. Komen yuk, kalian baca part ini pada tanggal berapa?
Siap komen setiap paragraf lagi? Siap dong ya, minimal satu komen semangat juga gapapa. Jangan lupa vote juga ya, sayang. Enjoy, Nak.
"Pesantren tidak seseram apa yang kamu bayangkan, justru dengan diamnya di pesantren kamu akan mendapatkan banyak pahala. Belajarlah bersungguh-sungguh, jika kelak kamu tidak ingin tersiksa oleh kebodohan."
~ Ustaz Ghani
Dengan perasaan tidak terima Khalifi turun dan menatap Ustaz Ghani dengan raut wajah tidak bersahabat. Ya, orang itu adalah Ustaz killer yang tadi siang dibicarakan oleh Dalisa dan sahabatnya. Khalifi tidak ingin membuat orang tuanya kecewa, terutama Bundanya."Anda siapa?" tanya Khalifi jutek.
"Loh kamu gak tahu? Saya adalah polisi di sini," jawab Ustaz Ghani dengan wajah yang dibuat serius.
"Haha kirain orang engga ada kerjaan." Khalifi tertawa sendiri sambil memegang perutnya yang tiba-tiba keram. "Tapi kok bisa ada polisi di pesantren? Kayaknya Bunda beneran masukin gue ke penjara!"
"Jaga bicara kamu, saya Ustaz keamanan di sini!" tegas Ustaz sembari menatap tajam Khalifi.
Reflex Khalifi menyahut, "Aduh, ampun Bang Jago!"
"Sungkeum dulu kepada Bapak Haji yang terhormat." Entah kenapa Khalifi jadi absurd, rasanya Khalifi ingin membuat Ustaz di depannya ini bertambah kesal.
"Saya Ustaz Ghani, pengurus keamanan di sini. Jadi, siapa saja yang melanggar tata tertib di pesantren akan berurusan dengan saya!" Ustaz Ghani kembali menatap tidak bersahabat.
"Ikuti saya!" titahnya.
"Iya Ustaz Ghani," jawabnya menarik napas pasrah.
Di sela-sela perjalan keduanya Ustaz Ghani bertanya, "Kamu kenapa ingin kabur?"
"Gue tidak ingin tinggal di tempat menyeramkan ini, Taz!" Khalifi membalas apa adanya.
"Pesantren tidak seseram apa yang kamu bayangkan, justru dengan diamnya di pesantren kamu akan mendapatkan banyak pahala. Belajarlah bersungguh-sungguh, jika kamu tidak ingin merasakan pahitnya kebodohan di masa depan."
"Iya lah, terserah Ustaz saja." Khalifi jadi malas berdebat.
Khalifi tidak tahu dirinya akan dibawa ke amana. Ia juga sangat belum tahu lingkungan ini, iyalah sehari aja belum sudah mau kabur pula. Pekatnya dan sepinya malam, seperti mewakili keadaan hati Khalifi saat ini.
Beberapa saat Khalifi merasakan rasa hangat menjalar didadanya, kala matanya menangkap bangunan kokoh di depannya. Dari mulai masjid, asrama para santri, madrasah dan lain sebagainya. Namun, Khalifi cepat-cepat menggeleng. 'No, gue gak suka tempat ini!' bantahnya dalam hati.
"Kita mau ke mana, sih?" ia bertanya kesal, kakinya juga lelah sedari tadi berjalan.
"Kamu tidur di kamar pengurus malam ini biar tidak bisa kabur lagi!" Ustaz Ghani menjawab setelah mereka telah sampai di depan pintu sebuah kamar.
Ustaz Ghani memperhatikannya dengan tatapan memicing lantas ia berkata, "Jaga dia baik-baik ya!"
Empat orang santri yang lebih terlihat dewasa dari Khalifi pun menjawab, "Na'am Ustaz!"
Ustaz Ghani menganggukan kepalanya, lalu melangkah pergi meninggalkan kamar pengurus itu setelah memberi tatapan tidak bersahabat kepada Khalifi, lagi dan mengucapkan salam.
Salah satu santri melemparkan bantal ke arah Khalifi dan berucap, "Ambil nih, anta harus tidur sekarang, besok akan bangun pagi!" perintah itu berasal dari santri berbadan gemuk panggil saja ia Budiman, salah satu santri kelas 12.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2)
Teen Fiction~🔥sudah end🍂 Baca selagi banyak babnya yaa Tetap komen dan vote ya, walau ceritanya udah tamat💌. Jangan lupa follow juga ya Ini bukan kisah pemuda yang suka mencari masalah dan berkelahi, tetapi ini tentang Khalifi, ketua geng motor yang dimasuk...