"Selayaknya mad badal, aku siap berdiri di garda terdepan menggantikan dia di mana pun kamu membutuhkanku."
~Mengejar Cinta Ukhty Jutek
Waktu Maghrib menyapa kota Bandung, gema iqamah di masjid terdengar menandakan bahwa shalat berjamaah akan segera dimulai, kini yang menjadi imam adalah Ustaz Yuda, ustaz tampan pemilik senyum bagai gulali.
"Assalamualaikum warahmatullah." Salam Imam terdengar pertanda shalat telah selesai.
Ustaz Yuda yang berada di depan pun mulai memimpin wiridan dengan suara yang cukup keras. Meskipun begitu suaranya tetap sopan terdengar di telinga. Hal ini dilakukan hanya semata-mata untuk membingbing para santri agar juga dapat menghafalnya.
Setelah wiridan dan melaksanakan shalat ba'da isya selesai, akhirnya Ustaz Ghani pun maju dengan wajah tegasnya untuk memberikan sedikit ceramah sebelum dimulainya belajar Al-Qur'an.
"Orang yang cenderung mudah stres adalah orang yang terlalu banyak berpikir. Alhamdulillah jika berpikirnya membuat dirinya dekat dengan Allah. Bagaimana jika tidak? Itu hanya akan membawa kemadharatan. Orang yang stress itu kebanyakan mikir dan kurang berdzikir. Maka hendaklah kita selalu mengingat Allah, karena dengan itu Allah pun akan mengingat kita." Kali ini Ustaz Ghani menyampai tentang pentingnya zikir kepada Allah.
"Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 152. Yang artinya: 'Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.'"
"Sekarang kalian tahu betapa pentingnya zikir itu? Tanpa mengingat Allah kita akan merasa hidup hampa, tanpa ingat kepada Allah hati kita pun akan tidak akan merasa tenang."
"Mantan yang sudah berlalu aja masih diinget masa Allah yang selalu setiap detik ada sama kita engga?"
Tidak lama Ustaz Ghani pun turun dan setelah itu semua para santri pun sibuk mengambil tempat duduk untuk mulai membaca Al-Qur'an bersama Ustazah masing-masing.
Kali ini Dalisa tidak ikut mengaji bersama teman-temannya, melainkan dia membadali Umi Fatimah di tingkat sekolah dasar. Dalisa mengutarakan salam dengan ramah, satu persatu mereka mulai menyalami Dalisa.
"Sudah sampai mana belajarnya?" Dalisa bertanya dengan ramah.
"Alhamdulillah. Sudah sampai surat Al-Maidah, ukhty Icha," jawab seorang santriah di samping Dalisa duduk. Memang posisi mereka saat ini melingkar membentuk sebuah lingkaran besar.
"Ayat berapa, Ukhty cilik?" Anak itu pun menunjukkan ayat yang ia akan kaji sekarang.
"Bismillahirrahmanirrahim, kita mulai ya ukhty-ukhty, cantik," gurau Dalisa agar tidak merasa gugup dan canggung. Mereka pun menganggukan kepalanya.
Dalisa membaca ta'audz dan basmallah lalu diikuti oleh ukhty-ukhty kecil itu dengan kompak. Lalu Dalisa mulai membaca surat Al-Maidah ayat 9 beserta artinya.
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar."
"Sodaqallahul 'azim," ujar Dalisa mengakhiri bacaan ayat Al-Qur'annya dan dituruti oleh santriah kecil.
"Sekarang kita lanjut tajwidan ya," tutur Dalisa dan memperhatikan kitab suci itu.
"Lafaz 'Aamanuu' hukumnya menjadi apa?" Dalisa memandang satu persatu muridnya. "Hayo siapa dia yang bisa."
"Mad badal!" jawab mereka serempak, Dalisa pun tersenyum senang.
"Mengapa dikatakan mad badal?" tanya Dalisa kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2)
Teen Fiction~🔥sudah end🍂 Baca selagi banyak babnya yaa Tetap komen dan vote ya, walau ceritanya udah tamat💌. Jangan lupa follow juga ya Ini bukan kisah pemuda yang suka mencari masalah dan berkelahi, tetapi ini tentang Khalifi, ketua geng motor yang dimasuk...