~06 Nama Dia

1.6K 222 18
                                    

Seperti biasa sebelum baca jangan lupa vote ya. Jangan lupa komen ya! Aku nunggu tanggapan kalian banget tentang cerita ini.

Selamat membaca:)

"Ketika pemilik hati berkata akan terjadi A maka terjadilah A. Jika memang ia ditakdirkan untukmu maka tidak akan pernah menjadi milik orang lain."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek

Rasa dingin menyapa sejuknya pagi, rotasi waktu kini telah menunjukkan waktunya shalat subuh. Para santri kini melakukan shalat qabla atau sebelum subuh, yang di mana jika kita melakukan itu maka pahalanya lebih baik dari dunia dan isinya.

Imam shalat subuh kali ini adalah Ustaz Ghani, masih ingat 'kan Ustaz killer itu? Setelah shalat subuh selesai tidak lupa juga ada tausiyah yang beliau sampaikan.

"Jika kalian wahai perempuan ingin melihat seberapa baik calon yang kalian pilih, maka lihatlah bagaimana ia melakukan shalatnya, jika shalatnya baik insyaa Allah akhlaknya pun baik, dan begitupun sebaliknya." Ustaz Ghani kali ini akan membahas tentang akhlak dan shalat.

"Shalat adalah amalan pertama yang kan dihisab kelak, tetapi tidak sedikit orang yang menyepelekan waktu shalatnya. Orang shalat saja bisa masuk neraka karena kelalaiannnya. Apalagi yang tidak shalat. Jika seseorang masuk ke dalam surganya Allah karena ibadahnya, maka tidak akan ada apa-apanya. Namun, para manusia bisa mahluk syurga karena keridhaan Allah kepadanya."

Semua menyimak, tetapi ada juga santri yang tidur di belakang, Khalifi contohnya. Laki-laki tidak kuat menahan kantuk setelah mengucapkan salam selepas shalat tadi.

"Nah, bagaimana cara kita mencapai keridhaan Allah? Yaitu dengan cara menjalani segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tentunya kalian tahu shalat adalah perintah Allah. Jadi, jangan pernah meninggal kewajiban ya!"

----------------------

"Icha, kita duluan!" teriak Sania dan langsung melangkah menarik Ilaina untuk pergi ke sekolah buruan.

"Heii tunggu ana!" balas teriak Dalisa seraya terus membereskan buku pelajarannya. Tidak sengaja netranya menatap kasur Ilaina dan terdapat sebuah buku. Sejenak Dalisa berdecak dengan kebiasaan Ilaina yang memang wataknya pelupa.

Dalisa telah keluar dari pesantren An-Nur ia tidak menemukan kedua sahabatnya, ini adalah hari Senin di mana semuanya harus terburu-buru berangkat ke sekolah hanya tidak ingin telat dan kena hukuman keramat. Namun, ini yang tidak Dalisa suka dari sahabatnya, kurang solidaritas.

"Yah, mereka udah pergi duluan," keluh Dalisa dan berjalan keluar pesantren seraya mencari angkutan umum.

Waktu telah menunjukkan pukul 06.40 dan Dalisa masih saja berjalan sampai akhirnya sebuah angkutan yang melaju dari belakang dirinya berhenti, Dalisa pun mengucapkan alhamdulillah karena untungnya angkutan umumnya masih belum teralalu penuh.

"Haii ukhty jutek," sapa seorang laki-laki berseragam sama sepertinya.

Spontan ia menoleh, ternyata di depannya adalah seorang laki-laki berparas tampan, yang sempat membuatnya kesal kemarin. Sejenak Dalisa berdeham saat otaknya tiba-tiba teringat kejadian tas itu kemudian matanya memutar bola mata malas.

'Siapa sih, her name?' gumam batinnya.

"Nama gue Khalifi, ukhty jutek." Khalifi mengedipkan sebelah matanya genit kearah Dalisa.

"Gak ada yang nanya," sahutnya ketus.

Khalifi mendengus kesal. "Gue cuma ngasih tau lo, karena kan gue belum kenalan sama lo. Jangan jutek-jutek nanti butuh."

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang