~36 Pelantikan

674 109 3
                                    

"Makanannya memang sederhana, tetapi kebersamannya yang selalu menghantarkan cinta."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek

Kini santriyin tengah berkumpul untuk menikmati sarapan pagi bersama. Khalifi pun kini tengah berkumpul satu kelompok yang berisi lima orang.

"Yo, makanan dongkap!" teriak Zakaria dengan membawa wadah berukuran sedang yang lengkap dengan lauk pauknya. (Datang!)

"Wihh sini-sini cepat, Zak!" balas teriak temannya Zakaria. Zakaria pun dengan cepat membawa makanan itu. Khalifi kini sudah terbiasa memakan makanan khas sunda. Tidak seperti dulu.

"Eh kerupuknya, minta dong!" seru Khalifi.

Zakaria dengan hati baiknya melemparkan tiga butir kerupuk bernama orange ke tempat comotan makanan Khalifi.

"Thank, Zak!" Khalifi pun langsung memasukkan nasi, kerupuk, sambal dan mentimun itu ke mulutnya.

Mereka semua tidak menyisakan satu pun nasi, karena merasa lapar dan merasakan kenikmatan yang membuatnya semakin ingin lagi dan lagi merasakan makan bersama. Meskipun jauh dari keluarga, tetapi ada teman yang saling beranggapan sebagai satu keluarga.

Hari ini Khalifi akan melaksakan pelantikan OSIS di sekolahnya, yang mengharuskan menginap. Pak Kiai Ahmad pun menyetujui saat Pak Yuda meminta izin untuk anak-anak pondoknya. Yang ikut untuk pelantikan itu memang hanya beberapa orang saja, kurang lebih tujuh orang.

"Hayu attu kang Khalif, kita teh 'kan bakal upacara dulu!" ajak Zakaria yang takut kena hukuman karena telat. Pasalnya ketua OSIS lama-Budiman telah berangkat sejak tadi.

"Iya, bawel banget lo!" Khalifi berjalan keluar dari kamarnya diikuti Zakaria yang menggerutu kesal di belakangnya.

Hari ini Khalifi melupakan Dalisa sejenak. Sebenarnya Khalifi malas mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini. Namun, jika dia menolak atau mengundurkan diri itu sama saja dengan menghancurkan harga dirinya.

Ransel yang Khalifi dan Zakaria gunakan cukup besar karena satu malam menginap di sekolah pasti akan ada suasana dingin yang akan dirasakan. Khalifi dan Zakaria pun menaiki angkutan umum. Khalifi membenarkan posisi jamnya yang belum terpasang, hingga tidak sadar dua remaja perempuan masuk dan duduk berhadapan dengannya dan Zakaria.

Saat jamnya sudah terpasang, Khalifi langsung membuka handphonenya, dan mengabari sang Bunda menanyakan kabar, karena telah lama tidak bertukar kabar. Dalisa tidak berniat membuang suara. Begitupun Ilaina.

Dalisa sesekali melirik Khalifi, ada rasa bersalah dalam hatinya. Apakah kemarin ujarannya terlalu kasar? Sejenak Dalisa memperhatikan wajah Khalifi yang serius memandang ponsel, bawah matanya terdapat lingkaran hitam juga matanya sedikit memerah.

Terlalu lama memperhatikan Khalifi, Ilaina dengan baik hatinya menghalangi pemandangan Dalisa dengan tangannya. Membuat Dalisa buru-buru istighfar.

Saat mereka telah membayar angkutan umum itu. Ia berjalan kembali, Khalifi dan Dalisa saling tatap sebentar lalu keduanya pun memalingkan wajah bersamaan. Khalifi yang tidak tahan jika berjalan bersama pun berjalan duluan.

"Eh, Kang Khalif tingguin attu!" Zakaria berjalan cepat menyusul Khalifi.

Dalisa menghela napasnya berat. Entah kenapa Dalisa merasa ada yang beda dengan hari ini. Entah kenapa hatinya merasa sedikit tidak ikhlas dengan sikap Khalifi. Gadis itu menyentuh dadanya pelan, sesak.

"Sania kapan ke pondok lagi ya," gumam Ilaina membuat atensi Dalisa teralih.

"Iya. Padahal kita 'kan sudah janji mau masuk OSIS bareng?"

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang