~ 50 Penawaran

653 98 30
                                    

"Kamu adalah satu-satunya orang yang membuatku terus terbayangi oleh luka-luka masa lalu."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek

Hari ini mengaji libur dan ponsel belum dikumpulkan, kesempatan bagi para santri untuk memanjakan dirinya bukan? Ketika seorang santri ditanya apakah rindu rumah? Jika dia mengatakan iya, mungkin saja dia bohong. Kenapa karena nyatanya handphone adalah teman kencan pertama yang akan santri panggil.

Khalifi dengan iseng melihat grup OSIS dan mencari nomor Dalisa yang belum dia save. Khalifi tersenyum ketika menemukannya, laki-laki itu lalu memencetnya dan mulai mengirim pesan.

Assalamualaikum, Bidadari hati

Bola mata Khalifi membulat kala melihat Dalisa pun sedang online dan tidak lama dua warna ceklis abu itu berubah menjadi berwarna biru. Terlihat layarnya sedang mengetik, semakin membuat jantungnya berdebar.

Waalaikumus salam, siapa?

Calon imamnya, ukhty jutek

Mimpi.

Khalifi mendengkus seraya terkekeh geli pada akhirnya, tetap saja jutek, tidak berubah. Sementara di sana Dalisa senyum-senyum sendiri, membuat Umi Fatimah yang baru saja melewati kamar putrinya, menautkan alis dan menggeleng geli.

Iya, sekarang masih mimpi, tapi kita gak tau 'kan ke depannya. Kalau gue tahu dari awal lo itu Putri, sahabat yang gue cari. Gak akan nolak dijodohin gue.

Kaya yang aku mau aja.

Ya, Lo harus mau lah, Put. Emang Lo tega biarin sahabat lo ini ngenes karena cintanya bertepuk sebelah tangan?

Kamu tau gak, persaman kamu sama buaya?

Tahu, sama-sama setia 'kan?

No. Kalau buaya ada di dua dunia,
kalau kamu ada di dua hati.

Terdiam sebentar, Khalifi memikirkan balasan Dalisa sekejap. Maksud Dalisa bicara seperti itu apa, sih? "Iya, gue tahu banyak yang suka sama gue, tapi sejauh ini belum ada yang seterang-terangan gue sama lo!"

Tek, lo tahu posisi lo di hati gue seperti apa?

Ga.

Seperti isim mufrod. Ya, isim yang menunjukkan satu. Yang artinya, Lo tetap satu-satunya, bukan salah satunya.

Khalifi, kamu tahu posisi Hamzah washal? Iya, hanya dimanfaatkan, setelah huruf lain datang, dia akan di buang.

In Syaa Allah, gue akan menjadi mubtada yang selalu menemani Khobar. Jika suatu saat lo dijadikan seperti Hamzah washal. Maka jadilah khobar untuk melengkapi gue, sebagai mubtada.

Dalisa tidak membalas pesan Khalifi lagi, dia berguling-guling di kasur kamarnya. Ada rasa asing menyelinap di hatinya. Apkah kini Dalisa telah jatuh ke dalam pelukan Khalifi, ataukah gadis itu hanya menjadikkannya seperti Hamzah washal?

"Ih, kenapa gitu aja salting, sih!" Dalisa menggerutu.

Di sisi lain Khalifi terus menatap ponselnya, dia menunggu balasan dari Dalisa. Dia mengeluh ketika petugas keamanan menyuruh mereka mengumpulkan ponselnya kembali.

"Berani banget, bikin gue nunggu lo, Tek. Awas aja gue bikin lo nunggu gue nanti!" Khalifi mendumel sebal.

****

Gara-gara keasikan mengobrol sambil bersiap, Dalisa, Ilaina dan Sania harus berlari karena terlambat. Mereka melewati gerbang utama pesantren untuk memberhentikan angkutan umum.

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang