"Tidak banyak orang mau diajak berjuang bersama dalam kebaikan. Maka dari itu bersyukurlah karena telah mendapatkan orang seperti itu."
~Mengejar Cinta Ukhty Jutek
Hari ini adalah hari di mana penentuan ketua OSIS, Dalisa dan Khalifi sudah mempersiapkan hafalan surat An-Naba'nya dengan baik. Khalifi akan dites oleh Pak Yuda, sedangkan Dalisa oleh Bu Lila.
"Panggilan kepada Muhammad Khalifi, Dalisa Khumairoh Putri dan calon anggota OSIS untuk segera menghadap ke ruang OSIS!" suara speaker sekolah berbunyi.
Ketika Dalisa dan Khalifi sedang berada di kelas menikmati pelajaran. Kini saling melempar tatapan sekilas saat mendengar penuturan pengumuman itu.
"Ukhty, yuk sekarang!" ajak Dalisa kepada Ilaina.
Mendengar hal itu Khalifi pun buru-buru mengajak Zakaria. "Zaka, lo ikut 'kan? Yuk berangkat!"
"Gue gak diajak nih?" tanya Latif mendramatisir keadaan.
"Yo!" Khalifi mengajaknya malas.
Sekitar 7 orang dalam kelas IPS-1 yang ikut keanggotaan OSIS, sisanya malas-malasan tidak ingin ikut. Mereka semua pun berjalan ke arah ruangan OSIS. Di sana terlihat sudah banyak anak kelas 10 dan anak 11 kelas lain tengah menunggu.
"Assalamualaikum."
Yang ada di sana pun menoleh kepada anak kelas IPS-1, ada yang sambil menjawab salam ada juga yang cuek. Apalagi kelas 10 angakatan sekarang tuh, cenderung sering kali iri, lihatlah sekarang kaum adam menatap tidak suka ke arah Khalifi dan kaum hawa kepada Dalisa, tetapi ada juga orang yang tersenyum memandang mereka cocok.
"Sekarang kalian boleh masuk!" intruksi Budiman.
Mereka semua pun masuk ke dalam satu-satu. Ilaina dan Dalisa masuk terakhir. Mereka mencari bangku kosong dan ternyata sisanya, hanya tinggal satu.
Keduanya saling tatap mengerti dengan keadaan. "Ya sudah, Ukhty Cha anti saja yang duduk!" Ilaina mengalah. Namun, gelengan Dalisa sebagai jawabannya.
"Engga, Ukhty Ilaina-ku sayang. Masa aku enak-enak duduk kamu berdiri sendirian."
"Tapi kursinya engga ada lagi," tutur Ilaina pasrah.
"Nih." Seorang laki-laki menyerahkan sebuah kursi plastik di samping Dalisa.
Dalisa dan Ilaina pun mendongak menatap Seseorang itu. "Khalifi," gumam Dalisa yang dengan segera menunduk kembali.
"Iya, jutek, sayang?" Menghadapi Khalifi memang harus ekstra sabar. "Dipake." Selepas itu Khalifi pergi lagi.
"Eh, mau ke mana?" tanya Dalisa baru tersadar.
Khalifi menyeringai. "Kenapa, gak mau gue tinggal ya?"
Dalisa cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Gak! Nih, kursinya ambil aja." Dalisa kesal, Khalifi kalau dilembutin gitu, suka ngegoda anak orang.
Laki-laki itu tertawa membuatnya menjadi pusat perhatian. "Lo dudukin lah sayang. Butuh kursi 'kan tadi?"
Mendengar panggilan sayang dari Khalifi membuat Dalisa mengutuknya dalam hati. "Ya Allah, gak gak boleh baper pokonya!"
"Terus anta duduk di mana?" tanya Ilaina yang sedari tadi menyimak.
"Jangan peduliin gue. Dudukin aja apa susahnya?" Kemudian laki-laki itu melanjutkan kembali lengkahnya.
Ketika Dalisa mendengkus kesal mendengar penuturan Khalifi. Ilaina malah menggodanya. "Ciee diperhatiin."
Tanpa mereka sadari ada sepasang netra yang memperhatikan dengan kilatan tajam. Ada rasa cemburu memenuhi hatinya. Sebelum menduduki kursi itu Dalisa sempat melirik ke arah Khalifi berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2)
Teenfikce~🔥sudah end🍂 Baca selagi banyak babnya yaa Tetap komen dan vote ya, walau ceritanya udah tamat💌. Jangan lupa follow juga ya Ini bukan kisah pemuda yang suka mencari masalah dan berkelahi, tetapi ini tentang Khalifi, ketua geng motor yang dimasuk...