~55. Surat

737 106 3
                                    

"Jangan menangisi, orang yang telah tiada. Bukannya ia senang, justru mereka akan merasa sedih. Sudahlah, jangan berlarut dalam kesedihan."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek


Seorang gadis kini tengah duduk di bangku samping rumahnya berada, ia menatap kosong sepucuk surat, yang kini terkena semburat jingga dari langit yang terpandang begitu indah.

Ciptaan Tuhan yang satu ini hanya muncul saat matahari akan terbenam ia indah. Namun, keindahannya hanya sesaat. Meskipun begitu, keindahan senja selalu datang memenuhi langit setiap hari. Ya, tetap hanya singgah sekejap.

Sepucuk surat dengan judul, 'Untuk Adek, penghuni hati.' itu dibuka oleh Dalisa dengan penuh penasaran. Mata yang bengkak sehabis menangis itu sedikit menghalangi pemandangan netranya.

Ya, sudah tujuh hari Ustaz Yuda pergi, tetapi Dalisa tetap saja menangisi orang yang ia cintai itu. Dalisa salah, ini berlebihan. Seharusnya, ia tidak perlu sampai seperti itu. 'Aku tahu ini tidak seharusnya ku lakukan Ya Rab .... Namun, kesedihan ini belum bisa hilang untuk sekarang ....'

Kini terpampang jelas, sederet tulisan tangan orang yang kini sedang Dalisa rinduka. Kaka Danya menulis ini saat sebelum hasil penyakitnya menunjukkan stadium 3. Ya, takdir Ustaz Yuda hanya sampai stadium 3. Setetes air mata Dalisa jatuh kembali.


Assalamualaikum, Calon ma'mum-nya Khalifi, hehe :')

Apa kabar? Udah lama Kaka engga liat Adek lagi, ngobrol bareng Adek lagi, hehe. Kaka sadar diri, Dek. Kaka udah banyak sakitin hati Adek.

Maafin Kaka ya ....

Kaka engga bisa selalu di samping Adek lagi. Maafin Kaka karena Kaka, Adek jadi sering makan hati, padahal nasi masih ada hehe.

Adek tahu? Kaka seneng banget waktu Kaka bisa khitbah Adek, liat Adek malu-malu jawab mau, bikin hati Kaka serasa mau terbang, Dek. Hehe ... lebay ya?

Jadi, gini Kaka mau bilang kalau 'Kaka cinta sama Adek' tapi takut dosa, gimana dong? Ahaha ... Padahal Kaka barusan bilang ya? :)

Dek, jujur Kaka mau banget bisa bersama-sama Adek, tapi Kaka engga bakal bisa. Kaka engga pernah bilang soal penyakit Kaka karena waktu itu masih stadium yang tidak parah.

Adek pasti udah tahu 'kan penyakit yang bikin rambut rontok, sering mimisan? Hehe, iya itu penyakit Kaka. Keluarga Kaka udah tahu, Kaka juga bohong waktu itu tentang pembatalan khitbahan Kaka. Kaka minta maaf ya, Dek.

Satu kata yang Dalisa rasakan saat ini sesak. "Mengapa Ya Rabb, mengapa harus dia?" Air mata terus saja menetes ketika membaca kata perkata yang tertulis indah di sepucuk surat itu.

Kaka percaya, Khalifi bisa menjadi laki-laki yang jaga Adek, lebih baik dari Kaka. Apalagi cinta pertama Khalifi itu kamu, dan bahkan sampai sekarang. Kaka sengaja tulis surat ini, karena Kaka tahu Kaka ngga bakal bisa ngomong langsung sama Adek.

Jaga kesehatan ya, jangan sampai magg-nya kambuh lagi, jangan sampai bikin Pak Kiai sama Umi khawatir. Syukuri apa yang Adek punya saat ini. Kaka akan sangat sedih kalau liat Adek sedih.

Kaka selalu berdoa semoga Adek selalu bahagia, meskipun bukan sama Kaka. Kalau Adek bahagia On Syaa Allah Kaka bahagia. Jika Adek sedih karena Kaka, maka Kaka akan merasa lebih sedih karena ngga bisa sama Adek.

La tahzan Innalla ma'ana Ukhty ...

Jazakillah Khair penghuni hati, karena selama Kaka sama Adek, Kaka ngerasa menjadi orang yang paling bahagia. Terima kasih Ichakuu ... Teruslah bahagia.

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang