~ 02 Kabur!

2.4K 331 17
                                    

Hi, bagaimana kabarnya? Siap komen tiap paragraf? Siap dong ya!!!

Jangan lupa vote dulu ya.


"Senakal apapun kamu jangan pernah menyakiti hati orang tuamu."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek

Sesuai apa yang dikatakan orang tua Khalifi, kini ia akan segera diantarkan ke pesantren, dengan wajahnya yang masam Khalifi melangkah menuju mobil mereka. Khalifi akan dibawa ke pesantren yang berada di salah satu kota Bandung, Jawa Barat. Karena kebetulan di sana juga terdapat boardingschool .

"Bunda, Bunda yakin mau ninggalin Khalifi di tempat menyeramkan itu?" tanya Khalifi dengan wajah memelasnya.

Bundanya menatap iba ke arah Khalifi dan tidak lama Bundanya mengangguk yakin, dengan tinggalnya di pesantren insyaa Allah Bundanya yakin Khalifi bisa berubah menjadi lebih baik.

"Ay-" baru saja Khalifi akan memanggil Ayahnya. Namun,ternyata Ayahnya terlebih dahulu memotong.

"Anak laki ko manja!" Ayah Khalifi berkata pedas.

Deg!

Khalifi merasakan sakit, harga dirinya seperti diremehkan oleh sang Ayah. Ingin berbicara kembali. Namun, niat itu ia urungkan. "Oke, gue akan buktikan kalau emang gue itu engga manja, masa ketua geng gini dibilang manja!" Khalifi bergumam dalan batinnya. Khalifi mendenguskan napas kasar.

"Kamu pasti akan betah di sana, Fi. Kyai-nya adalah suami sahabat Bunda, dan mereka baik apalagi mereka memiliki putri yang sangat cantik dan shalehah loh," ujar Bunda Sakinah menggoda sang anak yang menurutnya tidak pernah jatuh hati kepada siapapun.

Khalifi menarik napasnya binggung bagaimana lagi harus menghadapi kedua orang tuanya, dan penderitaannya Khalifi sebentar lagi akan dimulai.

"Mau ukhty secantik apapun, Khalifi gak bakalan tergoda, Bun," balas Khalifi tidak berminat. "Sekalipun itu bidadari," lanjutnya.

"Yakin nih? Awas aja kalau sampai Ayah dengar kamu mau nikah muda." Kali ini ayahnya yang menggoda Khalifi, tetapi masih dengan wajah datarnya. Ayahnya ini memang tidak terlalu berekspresif.

"Nikah itu ribet!" celetuk Khalifi ketus.

"Nikah itu enak, Fi, mau ngapain-ngapai aja halal, mau makan dimasakin, mau tidur dikelonin, mau shalat ada ma'mumnya. Pokonya enak jadi ada teman hidup. Sekarang Ayah beruntung mendapatkan Bundamu yang seshaleh ini." Fatur melirik sekilas kearah istrinya dengan senyuman yang begitu manis membuat Sakinah memendam malu. Ya, kecuali kepada sang Bunda, Ayah Fatur akan sangat manja dan ekspresif.

"Makasih, Yah." Bunda Sakinah membalas dengan senyum hangat.

"Nasib jomblo." Khalifi tersenyum kecut.

Tidak lama mobil mereka pun masuk ke halaman pesantren dan memilih untuk ke rumah kyai dan bu nyai terlebih dahulu.

"Assalamualaikum," salam Bunda Sakinah.

"Waalaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Bu Nyai Fatimah dengan ramah.

"Ya Allah, Nah, kita sudah lama tidak bertemu." Bu nyai Fatimah memeluk erat Bunda Sakinah, melepas rindu. "Kangen banget ini."

"Ya sudah, yuk masuk!" ajaknya yang diikuti oleh keluarga kecil itu.

....

Seorang Gadis cantik kini sedang membantu Uminya menyiapkan segala jenis cemilan dan masakan yang terbilang banyak. Gadis itu kebingungan karena tumben Uminya masak sebanyak ini, 'pasti ada acara.' pikirnya.

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang