~ 49 Pergi bersama

717 106 19
                                    

"Menyibukkan diri, mungkin akan membuatku bisa melupakan dirimu."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek

Istirahat kali ini, para OSIS disibukkan dengan kegiatan rapat di ruangan OSIS. Mereka berencana mengadakan acara pada bulan Rajab ini, bulan di mana Rasulullah Saw melaksanakan isra dan mi'raj.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Naharun sa'idah, maaf menganggu waktunya, seperti yang kalian ketahui, bulan Rajab akan tiba, maka dari itu rapat ini diadakan."

Di dalam dunia organisasi itu tidak ada yang harus malu bicara, semuanya punya hak. Apalagi yang menjadi sebagai ketua dan wakilnya, mereka mempunyai tanggung jawab besar.

Khalifi yang berdiri di samping Dalisa hanya memandang lurus ke depan tanpa minat. Biarlah Dalisa yang berbicara. Laki-laki itu masih memikirkan kata-kata dari Ilaina kemarin. Dalisa menyuruhnya pergi, bukan berjuang, tetapi jika Khalifi pergi dan Dalisa dalam keadaan tidak baik itu sepertinya akan lebih memperkeruh suasana hati Dalisa. Gadis itu pasti terpuruk.

Dirinya harus bertahan, mereka yang kadang menyuruh pergi pada dasarnya butuh. Namun, egonya terlalu tinggi untuk bilang, 'Kalau aku butuh kamu.' Bangkit dari rasa patah hati itu memang tidak mudah, Khalifi harus bisa meluluhkan hati Dalisa.

Khalifi itu tipe orang yang meskipun belum bisa mengendalikan emosi. Namun, tidak suka bermain tangan.

"Bagaimana, Pak Ketua?" tanya Dalisa.

Khalifi yang sedang melamun pun kelu, dia tidak memperhatikan. Tadi gadis itu membahas apa? Untuk menutupi harga dirinya Khalifi hanya menjawab, "Hah, iya boleh."

"Oke, jadi nanti kita akan mengadakan empat perlombaan." Dalisa menarik kesimpulan. "Kaligrafi, cerdas cermat, pidato, tahfiz, dan song religi."

Salah satu anggota OSIS mengangkat tangannya bertanya. "OSIS-nya sendiri boleh ikut lomba?"

Khalifi menyahut, "Boleh."

"Iya, karena biasanya yang menjadi jurinya adalah para guru kita sebagai panitia hanya menyiapkan fasilitas saja. Untuk lomba ini sendiri dapat diikuti satu orang dari setiap kelas. Saat perlombaan terjadi pakaian peserta boleh bebas. Sedangkan bagi yang bukan peserta seragam biasa saja dan untuk para OSIS sendiri pakai Jas Almamater, rok dan kerudung hitam. Untuk pembagian tugasnya, nanti Bu Sekretaris boleh dibuat ya. Akan diumumkan di rapat selanjutnya."

Dalisa melirik Khalifi yang sedari tadi memperhatikannya berbicara serius. Gadis itu mengangkat alisnya seraya berbisik, "Apa?" dengan penuh penekanan.

Yang ditanya malah terkekeh. Dalisa semakin mempesona ketika berperan sebagai pemimpin tadi. Khalifi menjadi membayangkan bagaimana caranya mendidik anak mereka kelak.

"Semoga proker pertama kita sukses ya! Ah, jadi kita baru membahas lomba, guru penilai, tempat dan HTM pembayaran. Nah, yang terakhir bisa jadi ada perubahan lagi, lain kali bisa kita diskusikan dengan bapa Pembina. Juga, untuk tugas saya harap kalian menerima apa yang telah kami dan sekretaris OSIS tentukan. Jangan ada yang protes hanya karena kalian tidak suka bekerja sama dengan orangnya."

"Sekian rapat kali ini. Terima kasih atas waktunya, semoga kegiatan ini bisa menjadi lading pahala untuk kita semua. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Gadis itu pun menutup kembali rapatnya ketika telah satu jam setengah berlalu.

Setelah semuanya pergi tinggallah Khalifi yang menunggu Dalisa. Gadis itu masih berkemas. Khalifi tidak henti-hentinya menebar senyum, kapan lagi dirinya bisa memandangi Dalisa seperti ini?

Tiba-tiba saja Dalisa berbicara, "Khalifi, ana masih belum bisa nerima siapapun lagi sekarang. Jika itu yang sedang anta harapkan. Mohon jika anta suka kepada saya, lupakanlah rasa suka itu. Ana tidak cukup baik untuk dicintai siapapun. Banyak wanita di luar sana yang dapat mencintai anta lebih dari seharusnya."

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang