Meskipun saat mendengar pernyataan yang Khalifi katakan membuat Dalisa ingin memeluk si dia sangat erat serta menangis dalam dekapannya. Berujar, "Tolong, jangan pergi!"
Sayang, semua itu hanya khayalan, Dalisa tidak mungkin melakukan itu. Siapa yang ingin LDR dengan orang yang kita cintai?
"Kita cuma berdua, gak baik," pamit Dalisa secara tidak langsung. Saat kakinya ingin melangkah lagi-lagi kalimat Khalifi menghentikannya.
Sebenarnya tidak mengerti kah Khalifi dengan perasaannya?
"Put, kamu engga mau bilang apa gitu ke aku," lirih Khalifi, wajahnya menunduk merasa lelah.
Khalifi tidak akan bisa pergi jika sahabat kecil sekaligus orang yang ia cintai bersikap seperti ini. Khalifi memang mencintai Dalisa. Namun, pemikirannya masih panjang. Laki-laki itu ingin lebih banyak menuntut ilmu terlebih dahulu.
"Hati-hati ya, semoga ilmunya berkah dan bisa kembali lagi ke keluarga. Beruntung banget ya, nanti yang bisa jadi istri kamu. Semoga kamu bahagia terus ya, Fifong," balas Dalisa seraya terkekeh menahan tangis.
"Jangan lupa makan, istirahat, belajarnya harus semangat terus biar bisa banggain orang tua, impian kamu juga bisa tercapai dan kamu-"
Mendengar semua isi hati yang Dalisa curahkan hati Khalifi juga ikut sakit. Tidak terasa pipinya sudah dibasahi air mata.
"Kamu ..., kamu harus bisa jaga diri ya," lanjut Dalisa dengan terisak pelan.
Khalifi tersenyum. "Cukup, Put." Ia berujar. "Cukup jangan dilanjutkan lagi kalau kamu engga kuat. Terima kasih telah memberi kesempatan aku buat mencintai kamu, buat berada terus di samping kamu selama ini."
Khalifi berjalan dan menghampiri Dalisa. Namun, sebelum itu ia menghapus air matanya kasar. Tidak ingin jika Dalisa mengetahui dirinya menangis.
"Kamu juga jaga diri baik-baik ya, Put. Jangan pernah nungguin aku pulang lagi, kamu berhak bahagia. Kamu bisa pilih laki-laki yang bisa membingbing kamu sampai ke Jannah-Nya."
"Meski nanti aku akan merasakan sakit karena tidak bisa bersamamu, tetapi setidaknya aku akan merasa tenang ketika kamu memiliki pendamping yang baik. Aku akan selalu mendoakanmu, Put. Semangat terus, jangan pernah lagi merasakan patah hati!"
Dalisa semakin terisak mendengar apa yang Khalifi katakan. Tidak mengerti kah dia, jika dirinya hanya ingin Khalifi. 'Hanya kamu Khalifi!'
"Aku tidak tahu apakah akan menemukan laki-laki sesabar kamu, rela berjuang dan berkorban demi aku, selalu ada meskipun hanya dijadikan pelampiasan, selalu mengerti saat aku ingin ditemani." Dalisa terkekeh sejenak.
"Fifong ..., apakah aku akan mendapatkan laki-laki sebaik kamu lagi? Tolong, aku ingin terus bersamamu, aku ingin meraih ridhonya bersamamu. Biarkan aku menunggumu," ujar Dalisa penuh isakan.
Khalifi tertegun ada rasa teduh yang hatinya rasakan ketika mendengar kalimat yang Dalisa ucapkan. Ternyata dirinya pernah dianggap ada.
"Ada kalanya kita akan merindukan masa lalu yang sebelumnya tak pernah kita sukai dan harapkan."
Bersambung ....
Assalamualaikum, update 😋
Gimana-gimana end nih bentar lagi :)
Spam komen kuyy hehe
Bantu vote cover untuk novel ya, yuk!
Pilih 1?
Pilih 2?
Pilih 3?
Terima kasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2)
Teen Fiction~🔥sudah end🍂 Baca selagi banyak babnya yaa Tetap komen dan vote ya, walau ceritanya udah tamat💌. Jangan lupa follow juga ya Ini bukan kisah pemuda yang suka mencari masalah dan berkelahi, tetapi ini tentang Khalifi, ketua geng motor yang dimasuk...