~45 Kenapa terjadi?

706 106 23
                                    

"Jika kamu tidak berjodoh dengan orang yang namanya selalu kamu sabut dalam doa. Maka kamu akan berjodoh dengan orang yang menyebut namamu dalam doanya."

~Mengejar Cinta Ukhty Jutek

Kesenduan kita menerpa hatinya, rasa kecewa pun ikut menyelimuti diikuti rasa dingin yang membuat tubuhnya sedikit menggigil. Seorang gadis kini memandang keluar jendela dengan pandangan kosong.

Hatinya hancur cinta dan keadaan tidak bisa dipilih dua-duanya. Benar saja dugaan Dalisa. Uminya Ustaz Yuda tidak merestui hubungan ini.

Gadis itu mengusap wajahnya kasar. Harusnya Dalisa sadar posisi, gadis itu hanya pelajar yang terlinat cinta dengan gurunya. Dia hanya gadis yang terlibat cinta orang dewasa. Memang sesakit ini mencintai orang yang lebih dewasa dari dirinya.

Mungkin cinta memang berpihak kepadanya. Namun, percuma saja kedaan tidak memungkinkah untuk Dalisa dan Ustaz Yuda bersama.

Dalisa tertawa miris akan nasibnya. "Ini kedua kalinya aku terpuruk oleh orang yang sama. Seharusnya aku tidak kembali terjatuh ke lubang yang sama." Gadis itu menutup wajahnya sembari menangis.

Ketika dirinya telah menempatkan Ustaz Yuda di posisi pertama, berharap kapal mereka akan berlayar sampai tujuan. Sayang baru juga mulai, perahu yang akan ditumpanginya malah tenggelam ke dasar lautan.

Seberusaha apapun nalarnya merupakan kejadian tadi malam, tetap saja nuraninya menolak. Laki-laki itu masih menjadi tahta tertinggi.

Menyadari mereka telah berkumpul semua di sini, gadis itu menyangka jika obrolan mereka telah lama. Apa kira-kira yang telah mereka obrolkan? Tanggal pernikahannya kah? Gedungnya?

Segera saja Dalisa beristighfar. "Astaghfirullah, Cha. Masih lama." Hati gadis itu bergumam seraya terkekeh.

Ustaz Yuda berdeham. Kemudian Abinya Ustaz Yuda mulai berbicara. "Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh. Mohon maaf Pak Kiai, bu Nyai dan Dalisa, sebelumnya mengganggu waktu kalian."

Dalisa melirik Umi Fatimah yang sedari tadi menatapnya, beliau menggenggam tangan sang putri erat. Dalisa mengeryit, kenapa Umi Fatimah bertindak seperti itu? Sepertinya menguatkan Dalisa.

Dalisa menatap sekilas Ustaz Yuda terlihat sekali raut murungnya. Atensinya kembali teralih ketika Abinya Ustaz Yuda kembali berbicara. "Istri saya, ibu dari Yuda dan Ghani kini sedang dirawat di rumah sakit."

Kabar itu berhasil membuat mereka serentak merapal, "Astagfirullah." Ini mengejutkan.

"Beliau berpesan sebelum tidak sadarkan diri, ingin jika ...." Kali ini yang berbicara Ustaz Yuda. Rasanya sungguh berat mengatakan ini. Namun, keadaan mendesaknya.

"Jika saya segera menikah."

Deg!

"Umi ..." sontak saja Dalisa mengeluh kecil. Dirinya tidak bisa ikut mengabulkan permintaannya, itu artinya hubungan keduanya tidak ada harap.

"Kami menyesal mengatakan ini, Yuda tidak bisa lagi terikat dengan Dalisa dan dia akan dijodohkan."

"Dengan penuh sesal, saya meminta maaf Pak Kiai." Ustaz Yuda bersimpuh di kaki gurunya. Baginya ini bukanlah hal yang mudah. "Tolong ridhoi, Pak Kiai."


Bersambung ....

Assalamualaikum, halooo. Jangan lupa komen, vote and share ceritanya! :)

Mengejar Cinta Ukhty Jutek (2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang