Quindici

1.1K 110 3
                                    

🪐Jangan Lupa Vote dan Comen 🪐

====

Pagi hari yang cerah di kota Seoul. Sehingga cahaya matahari membuat tidur pulas Luna terganggu.

Luna bergeming di brankar nya dan menguap dengan keras. Ia melihat adiknya yang tertidur dengan berpelukan. Dengan otak iseng ia mengambil momen langka ini.

Luna terkekeh dan turun dari brankar kemudian membangunkan kedua adiknya.

"Hei, bangun. Hari ini kita pulang." Ujarnya.

Leo dan Zean mengerjap matanya untuk menyesuaikan pencahayaan.

"Iya, kak. Kami bangun." Kata mereka berdua dengan suara khas bangun tidur.

Luna membereskan semua barang barang mereka. Luna melihat sebuah obat terletak di baju Leo. Ia mengambil dan menyimpan di sakunya.

Luna akan mempertanyakan ini kepada Leo. Dasar adik nakal.

•••

Mereka bertiga sudah sampai di apartemen Luna dengan selamat sentosa. Leo dan Zean membawa barang barang Keperluan Luna.

"Besok kita akan pulang ke Indonesia." Kata Luna.

Leo dan Zean mengangguk.

Luna memencet tombol kode dan terbuka pintu kamar Luna. Ya, masih terlihat seperti mereka meninggalkannya. Sedikit berantakan.

Luna Langsung masuk ke kamar mandi sudah 2 hari ia tidak mandi.

Leo dan Zean Langsung tidur di kasur dengan tenang. Mereka capek.

Luna keluar dari kamar mandi dan melihat kedua adiknya yang sedang tertidur pulas. Luna mengecup pipi Leo dan Zean. Dan, merebahkan dirinya di sebelah Leo.

Waktu berputar dengan cepat. Matahari pagi menyinari bumi dengan riangnya. Luna mengerjap matanya, ia berusaha untuk berdiri.

"Hei, bangun. Hari ini kita pulang," Ucap Luna berusaha membangunkan kedua adiknya.

Kedua Laki laki itu membuka matanya dan berkata. "Kak, aku sungguh mengantuk."

Luna Langsung menjewer telinga kedua adiknya. "Kalian mau Ku tinggal, hah?!"

Leo dan Zean Langsung beranjak dari kasur. Zean yang memasuki kamar mandi. Dan, Leo yang memakan roti di meja. Ntah, punya siapa.

Leo tidak tau kalau roti itu milik Luna. Leo kau dalam bahaya..

"Hei!! Kau memakan roti ku!! Beraninya!!" Luna mendorong Leo dan menendang pinggang Leo dengan keras hingga berbunyi.

Zean yang melihat Luna dan Leo bertengkar dengan sigap memisahkan, jika di biarkan. Hancur sudah.

"Tenang, tenang.." Ujar Zean kepada saudarinya.

Luna menarik nafasnya dan mengelus rambut Leo. "Sana mandi." Titahnya.

Leo mengangguk takut dan berjalan ke arah kamar mandi seraya memegang pinggangnya sambil meringis kesakitan.

Luna menggaruk tengkuknya. Ia sedikit iba melihat Leo berjalan seperti itu.

"Padahal, aku tidak kuat menendangnya."

•••

Mereka bertiga sudah sampai di Indonesia dengan selamat. Suara dering telfon membuat tidur Luna terganggu. Ia mengambil handphone nya dan melihat nama yang menelfonnya.

"Ya, ada apa?"

"..."

"Namanya?"

"..."

The Dark Queen's Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang