Quattordici

1.2K 101 0
                                    

Jangan lupa vote dan Comen.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Leo langsung. Ia bingung, sejak kapan kakaknya seperti ini.

"Duduk dulu, Le." Ujar Zean yang sudah bersikap normal.

Mereka menduduki dirinya dan menatap satu sama lain dengan serius.

"Apa kakak kalian pernah meminum sebuah obat?" Tanya dokter itu.

"Obat? Seingatku kak Luna tidak suka obat. Bahkan, saat sakit ia tidak pernah sama sekali meminum obat. Mau cair atau tidak." Jelas Zean dengan teliti.

Iya, Luna tidak pernah meminum obat obatan. Walaupun ia sakit keras. Ia hanya meminum minuman tradisional. Seperti, Jahe, kunyit, temulawak, dll.

"Saat saya periksa. Kakak kalian pernah meminum satu obat yang membuat dirinya kehilangan sebagian ingatan." Kata Dokter itu sambil melihat catatan yang ia pegang.

Leo dan Zean mengerutkan keningnya bingung. "Jadi, keadaan kakak saya bagaimana, Dok?" Tanya Zean.

Dokter tersebut melepaskan kacamata nya. "Baik baik saja. Ingat, jangan kasih dia sebuah benda yang membuat pikirannya kacau." Titah dokter tersebut.

"Apa saat sebelum pingsan, ia melihat benda yang membuat pikirannya kacau?" Tanya Dokter dengan selidik.

Leo dan Zean mengangguk. "Iya, sebelum pingsan, ia melihat sebuah foto yang aneh."

"Hapus foto itu, dan jangan sampai dia mengingat kejadian sebelumnya."

Leo dan Zean mengangguk dan keluar dari ruangan tersebut.

•••

Leo dan Zean memasuki ruangan tempat Luna. Mereka berdua melihat Luna sedang memandang kosong.

Leo dan Zean Langsung memeluk Luna dengan erat. Air mata yang mereka tahan pecah saat melihat Luna memandang kosong.

"K–kak.." Kata Leo dengan lirih.

Luna tersenyum kepada kedua adiknya. Luna memeluk mereka berdua dengan erat. "Kakak, tidak apa apa. Sayang."

"Kak–Kakak.." Ujar Zean di sela Isak tangisnya.

Luna mengeluarkan air matanya. Dan, mengecup pipi kedua adiknya.

"Kakak, tidak apa apa. Sungguh." Kata Luna dengan lirih. Luna berusaha tegar di depan adiknya.

Luna mengelus rambut kedua adiknya. "Kalian tidur gih, udah malem."

Kedua adiknya menggeleng dan kembali memeluk Luna dengan erat. "Kami mau menjaga kakak." Tolak Leo. Sungguh, Leo sangat sakit melihat keadaan Luna seperti ini.

Zean juga menggeleng dan berkata. "Kakak pernah minum obat?"

"Tidak pernah, kau tau kan. Kakak tidak suka dengan obat obat an." Jawab Luna.

Leo dan Zean berpandangan satu sama lain. Mereka berdua seperti memberi kode lewat pandangan tersebut.

"Ooh, yaudah kakak bobo, gih. Kami ga ngantuk, kok." Ujar Leo dan menyelimuti Luna.

Luna tersenyum. Dan ia terlelap.

Melihat kakaknya terlelap. Leo dan Zean berpikiran positif. Mungkin, kakak nya lupa. Tapi, tidak mungkin. Kakaknya sangat tidak suka obat. Bukan tidak suka. Luna sangat tau bahwa obat obatan tercampur dengan zat kimia dan Zat kimia berbahaya bagi organ dalam Manusia. Sebab itu, Luna tidak pernah meminum obat cair atau tablet.

"Kau tau?" Tanya Leo kepada Zean yang sedang memikirkan hal yang sama dengannya.

Zean menggeleng dan mengetuk kepala nya seperti sedang berpikir keras. Lalu, Ia menjentikkan jarinya.

The Dark Queen's Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang