Dodici

1.2K 98 0
                                    

✨⛓️Happy Reading ⛓️ ✨

Kau membutuhkan, tisu?

****

Luna menggeleng dan mengelap air matanya. Mata nya sudah membengkak. Hidungnya sudah mumpet.

"Kenapa kau mengenakan topeng?" Tanya Luna kepada pemuda topeng yang sedang berdiri sambil melihat pemandangan taman.

Pemuda topeng yang mendengar perkataan Luna terkekeh. "Suatu saat, kau akan bisa melihat wajahku." Dan, ia pergi dari pandangan Luna.

Sebelum ia pergi, ia memberikan Luna sebuah sapu tangan dengan tema mawar hitam.

"Kau cukup simpan sapu tangan itu dengan baik, jangan hilang." Luna membaca tulisan dari kertas yang menempel di sapu tangan itu.

Luna hanya memandang kosong sapu tangan yang di kasih oleh pemuda topeng aneh itu. Ia menyimpannya di saku celananya.

Ia melihat jam.

02.00

Luna melotot dan menaiki motornya, ia menambah kecepatan motornya Sampai suara knalpot Luna terdengar di setiap jalan.

Akhirnya, ia sampai. Ia memasuki lift dan menekan tombol 25.

Tingg

Luna berlari dan membuka kunci kamarnya.

Hufft

Untung adiknya terlelap dengan tenang. Ia mengganti bajunya dan ikut berbaring di kasur bersama adiknya.

Langit sudah berubah menjadi terang. Matahari menyinari bumi dengan sinarannya yang sangat menyenangkan. Luna terbangun dengan mata sedikit bengkak. Ia melihat Leo dan Zean masih terlelap dengan tenang.

Mending ia mandi dan membangunkan adiknya yang lucu ini.

Hoamm

Leo menguap dengan suara keras seraya melebarkan tangannya. Zean yang mendengar suara keras Leo langsung memukul kepala Leo dengan keras.

Takk

"Berisik, sialan." Umpat Zean kemudian menarik selimutnya.

Pintu kamar mandi terbuka, Luna keluar dengan rambut basah, baju oversize, celana pendek.

"Sana mandi," Suruh Luna.

Leo dan Zean berdiri bersama. Mereka berebutan untuk siapa yang memasuki kamar mandi terlebih dahulu.

"Tidak, aku duluan," Leo menarik badan Zean.

"Hey! Harus mengalah sama adik!" Kata Zean dengan keras kemudian menarik tangan Leo.

Luna yang hati nya sedang tidak tentram langsung berkata. "JIKA KALIAN BEREBUTAN, AKAN AKU TINGGAL KALIAN!!" Leo dan Zean Langsung diam. Mereka berkata lewat isyarat mata.

"Satu.. dua.. tiga.." Ucap mereka berdua.

"Usup.."

Mereka sedang menentukan siapa yang akan duluan mandi dengan "Usup" itu, lah.

Leo membentuk Tangannya seperti batu, dan Zean membentuk Tangannya seperti kertas.

"Yeyy, aku menang." Kata Zean dan memasuki kamar mandi dengan riang.

Leo mendesah kecewa dan menduduki dirinya di kasur.

Luna yang melihat kejadian tadi hanya memandang polos kedua adiknya. Ia menggaruk kepalanya bingung. Dah lah, ia berjalan ke arah dapur.

Leo yang melihat kakaknya hanya menggerutu tidak jelas. Dasar kakak sialan, batinnya kesal.

Luna membawa roti yang berasa cokelat, dan keju. Ia memberikan roti cokelat kepada Leo dan mengangkat jempolnya seperti berkata "Enak". Leo berdecak kesal. Kakak aneh.

The Dark Queen's Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang