Trenta

884 83 12
                                    

Apa komentar kalian tentang cerita ini?

Apa ada kekurangan di cerita ini? Kasih tau, Yee.

Jangan Lupa Vote dan Comen🗿



Sekolah gempar dengan beritanya seluruh mansion Clara meledak, dan mayat keluarga Clara hangus, sekaligus dayang dayang Clara mati, kenapa? Karena dayang dayang Clara tinggal disalah satu mansion milik Delano.

Luna hanya diam, tak perduli dengan apa yang terjadi, dalangnya ia dan Sophia, bicara tentang Sophia, Sophia akan menjadi murid biasa, tak jadi nerd. Sophia itu memiliki kulit putih, hidungnya mancung, bibir tipis, dan juga warna mata yang langka, hijau rumput.

Sophia akan sekelas dengan Luna, semuanya sudah diatur Luna. Bell sebentar lagi berbunyi.

Kita sebut Alvero, Ray aja ya, hehe.

Ray membaca buku dengan seksama, Ray tersenyum miring mendengar berita Clara, Ray sengaja menyelematkan David, dan membuat David menjadi babunya. David tak tau bahwa King Of Darkness, adalah Ray– Alvero.

Ray melihat tubuh belakang Luna, astaga pikiran Ray langsung traveling, apakah Luna tak tau? Selama ini, Ray selalu berpikir aneh aneh tentang dirinya.

Takk

Luna menjitak jidat Ray, Luna tak sengaja melihat Ray yang memandang belakang tubuhnya, dan juga Ray melamun dengan pipi memerah. Ray langsung sadar dari lamunannya.

"Jangan berpikir, aneh aneh!" Sentak Luna, dipikirannya dia Clara apa, yang bangga saat tubuhnya di aneh aneh-in.

"En–enggak kok, kamu jangan salah paham," elak Ray, Luna mengancam Ray dengan tatapan menusuk. Ray mengibas tubuhnya, aura agak panas.

"Awas aja! Ku lempar kau dari kelas ini." Luna duduk kembali. Bell berbunyi, ketua kelas langsung berdiri dan mengucapkan salam kepada guru.

Terlihat, Sophia masuk kekelas dengan tas di bahu, rambut ikat tinggi, kaus kaki pendek sebatas mata kaki, untung saja rok masih dibawah paha, ya ampun, seragam sekolahnya pas dengan tubuh, pantesan pas Luna mengukur tubuh Sophia, Sophia menolak.

Murid laki laki langsung tersenyum aneh, biasalah. Kecuali, Ray. Dia tak tertarik dengan Sophia.

Sophia terlihat seperti cool badgirl, tapi dia tak akan membuat ulah, kecuali disuruh Luna. Guru menyuruh Sophia untuk mengenalkan diri.

"Sophia, Jakarta." Dengan perkenalkan singkat, Sophia langsung duduk disebelah Luna, kebetulan kursi disebelah Luna kosong.

"Kita mulai pelajarannya."

•••

Luna berada di gudang gelap nan berdebu, dada Luna sesak, Luna alergi dengan ruangan berdebu, makanya kamar Luna senantiasa rapi, dan tak pernah terlihat kotor. Lanjut, Luna berkeliling mencari pintu keluar, wajah Luna memerah, asma nya kambuh, Luna menguatkan diri.

Kaki Luna berhenti, pandangan Luna melihat lukisan mawar merah digabung mawar hitam, yang tadinya Luna sesak nafas, kini Luna baik baik saja. Luna menyentuh lukisan itu, ledakan besar saat Luna menyentuh lukisan itu.

Ray dari tadi menyadarkan Luna dari lamunannya, Ray sudah berulang kali.

"Luna! Luna! Luna!!" Ray menggoyangkan bahu Luna, agar Luna sadar. Kelas sudah kosong, tersisa Luna, Ray, dan Sophia. Kenapa Sophia tak membantu? Percuma, Luna sedang di alam sadarnya.

Ray semakin khawatir melihat wajah Luna membiru, sekali lagi Ray memanggil Luna.

"Una!!!"

Luna tersadar, bisa disimpulkan Luna tidur dengan mata terbuka, Luna melihat Ray, tatapan khawatir Ray, membuat hati Luna menjadi agak lembut.

The Dark Queen's Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang