Ventiquattro

983 86 10
                                    

Gajadi, lusa deh, hari ini aja😾 tanganku gatel, hehe.

Jangan lupa Vote dan Comen🧚‍♀️




Luna setuju dengan rencana yang dirancang Liam, cocok sekali dengan pikirannya. Luna berdiri untuk mengambil sesuatu, mata Liam tertuju kepada sebuah bingkai besar yang sangat besar.

Luna yang sudah kembali hanya tersenyum tipis melihat Liam, ia tahu apa yang Liam pikirkan.

"Dia, Opa ku. Sudah meninggal." Ujar Luna lalu memberikannya sebuah pisau kecil berwarna biru tua.

Liam menyerngit heran. "Kecil sekali, aku tidak bisa!" Cetus Liam.

Brak

Dobrakan pintu keras mengalihkan pandangan Luna dan Liam. Terlihat, Leo dan juga Zean memandang tajam Liam.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Zean dengan nada serius, Zean tidak memperdulikan tatapan aneh Liam.

Liam menahan tawa melihat kedua adik Luna, laki laki tulen memakai baju dengan animasi Doraemon.

Leo memandang Liam serius. "Kau, Liam? Murid kelas 12 IPS 1?" Liam mengangguk.

Leo berdecih. "Dasar, fake nerd."

"Suka ati lah!"

Sepertinya, Leo dan Liam tidak akan akur jika bertemu. Hmm, aku yakin itu.

"Kami hanya menyusun rencana." Zean mencondongkan tubuhnya. "Rencana apa?"

"Delano." Zean memilih diam. Luna sedang dalam mode serius.

Luna meletakkan laptop yang berisi ribuan teka teki, Luna memberi tahu kepada Liam, bahwa teka teki yang ad di laptop ini adalah jalan tercepat untuk membalaskan dendam.

Mereka semua berunding untuk menjawab teka teki ini, Luna memberikan laptopnya kepada Liam.

"Kau jawab ini."

Liam mengangguk lalu menjawab sebagian teka teki.

Hitam menandakan kehidupan yang hampa, putih menandakan kesepian. Merah menjadi kehidupan ku saat ini.

Liam menyerngit bingung, Liam memberikan laptop itu kepada Luna.

Luna mengangguk lalu menjawab hampir seluruh teka teki yang dibilang 'susah'.

Terkadang, apa yang kau lihat, itulah kebenaran. Jangan tertipu dengan wajah manis, itu termasuk kebohongan besar.

Luna tersenyum miring membaca salah satu teka teki yang menarik, cocok dengan seseorang.

Lalu, Luna memberikan laptopnya kepada kedua adiknya. Leo dan Zean mengangguk lalu menjawab teka teki yang tersisa.

Penghianat, selalu bersembunyi dibalik mulut manisnya.

Leo dan Zean memandang satu sama lain. Mereka seolah berbicara dari pandangan itu. Kemudian, menyeringai.

Orang yang berhati dingin bukan berarti dia tidak rapuh. Sebab, awal kemunculan hati dingin itu dari sebuah kerapuhan.

Luna tersenyum pedih, ketika Leo membacakan teka teki yang terakhir, sebenarnya banyak lagi. Tapi, yang mereka jawab hanya inti. Sisanya, biar Luna saja.

Liam memandang Luna sendu, Liam tau kenapa Luna menyuruhnya untuk menghapuskan rasa suka dirinya kepada Luna. Jadi, ini alasan Luna.

Leo sudah berhasil menjawab teka teki terakhir, Luna mengelus rambut Leo lembut. "Hebat." Leo tersenyum bangga.

The Dark Queen's Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang