19. Alvino?🐥

6.3K 669 66
                                    

Seperti biasa, jangan pernah bosen sama YoNa😭

Gimana kabarnya? Selalu sehat ya😊

Pelan-pelan bacanya, gak terlalu banyak nih part kali ini, aku lagi stuck tapi maksain untuk nulis. Semoga nge-feel😢

Komennya sist jangan lupa🍉

Kuy, cekidot🎬

Kuy, cekidot🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

Setelah kemarin rehat seharian di hotel, sekarang gue merengek kepada Geo untuk diajari cara menyetir mobil, berniat mengisi liburan dihari kedua. Padahal kalau memang ngebet banget bisa sih lihat tutorial dari vidio diinternet, tapi 'kan suasananya jelas beda. Kalau sama Geo bisa sekalian modus.

"Ayoklah, Yo. Sekali aja, ajarin aku. Istri kamu ini insecure sama Zenna yang udah bisa nyetir mobil, malah dia tuh bisa nyetir truk juga lho." Gue memegang lengan Geo seraya mengguncang badannya pelan 'kan, mengganggu dia yang asik menonton TV.

"Masih pagi, sayang. Nanti aja hmm?"

"Makanya itu, mumpung masih pagi, jalanan juga pasti agak senggang dong, kesempatan aku untuk belajar nyetir juga semakin luas. Ayok, ih. Ajarin," rengek gue gak ada kapoknya, gak peduli juga kalau Geo akan kesel nantinya.

"Abel belum mandi, kamu juga belum. Nanti aja." Geo melirik sekilas, mengusap kepala gue seakan menenangkan.

Gue memberengut, menghempaskan tangannya kasar. "Kamu gak mau ajarin aku gitu?"

Geo menggeleng, tetap kukuh dengan pendiriannya.

Gue merunduk, menautkan jemari lantas mulai mengeluarkan air mata. "Hiks padahal aku juga pengin mandi- hiks mandiri. Aku jug- hiks gak mau repotin kamu kalau lagi hiks mau kemana-mana. Kam- hiks jahat banget gak hiks bolehin istrinya mandiri! Se- hiks seenggaknya biarin aku bisa nyetir hiks, kek. Huaaaaaaaaaaaa, mau bisa nyetir."

Tuh 'kan, gue tuh sensitive banget kalau lagi hamil. Permintaan gak dikabulin aja bisa berubah jadi cengeng kayak bocil. Sumpah sih sedih banget mendapati penolakan dari Geo itu, ah bukan, penundaan maksdunya. Iya, dia pasti ajarin gue, tapi enggak mengulur waktu kayak gini. Gue gak suka.

"Lho lho, nangis lagi. Ungh, udah dong, masa iya nangis cuman karena hal sepele kayak gitu?" Geo merengkuh gue tiba-tiba, menyandarkan kepala gue di dadanya lalu mengusap pipi gue lembut.

"Ya hiks habisnya kam- hiks nolak ajarin aku. Ak- hiks aku 'kan pengin kayak Zenna sama Febby, bisa hiks nyetir mobil sendiri." Dan kali ini tangisan gue semakin kencang, memukul dada Geo sebagai samsak pelampiasan kekesalan.

#2 Perfect Family [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang