Absen, sebutin tingkah nyeleneh Alena yang bikin kalian kesel😙
Kuy cekidot🎬
Spam komennya dong😭
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐥🐥🐥
Kita semua masih menyusuri lorong yang diselimuti kegelapan di dalam markas Alvaro. Cowok biadab itu matiin semua lampu. Jingan emang. Pengen rasanya gue pites dia. Hihh.
Klik
Hallo, Pak Gevan, saya sudah temukan Mbak Gea. Dia ada didalam ruangan, tapi terkunci. Saya harus bagaimana?
Kita bertiga saling melempar pandang setelah mendengar penuturan Alvino.
"Selamatin yang udah pasti dulu, Van. Dia Kakak kita." Geo yang seakan tahu kalau Gevan mau nolak langsung terobos kasih skakmat, ngebuat Gevan sendiri mau gak mau ngangguk tanpa sepatah kata.
Jujur nih ya, sebenernya gue rada kasihan sama tuh cowok gak ada akhlak. Baru kali ini lho seorang Gevan menampilkan tampang sedihnya didepan gue sendiri. Woaw! Mana hampir mewek.
"Arah mana, No? Kasih tahu cepet!"
Geo kalau ngomong sama Alvino manggilnya 'No', nyamain sama panggilan dari gue. Albino.
Utara. Cepet datang kesini, gue sama Samuel kewalahan lawan penjaga yang nyerang.
"Tunggu kita. Jangan dulu bertindak masuk kesana. Alvaro punya banyak jebakan."
Klik
Koneksi terputus, ngebuat kita semua berlari mengikuti Gevan. Karena memang cuma dia yang punya penunjuk arah.
Namun saat asik-asiknya menyusuri lorong, kaki gue tiba-tiba melemas, berusaha tetep sadar dan menyeimbangkan langkah yang sedikit gontai. Perlahan tapi pasti, gue merasakan sesuatu aneh di dalam perut. Rasa sakit namun dibarengi rasa ingin muntah.
"Akh."
Bruk
Please, jangan bilang kalau ini pertanda lemahnya badan gue? Jangan sampai! Gue udah menyiapkan mental sebelum terjun kesini. Gevan kasih obat anti mual dan pereda nyeri yang langsung gue terima tanpa sepengetahuan Geo. Atau mungkin ini azab karena gak minta izin Mas Suami? Ah masa sih?
"Nana!"
Geo yang sadar sama tragedi gue keseleo eh enggak, jatuh maksudnya auto balik badan kan, dia jongkok didepan gue, megangin wajah gue dan tatap istrinya pakai raut cemas. "Sakit? Perutnya kerasa apa? Keram? Tuh kan. Udah ya, aku suruh Gevan panggil William, kamu pergi aja dari sin---"