32. Kembali🐥

4.9K 587 123
                                    

GAK NYADAR UDAH 3 HARI NINGGALIN YONA. UDAH GANTUNGIN KALIAN SELAMA 3 HARI JUGA, SKSKSKSK😆

PIYIKNYA MANA KAKAK?😈

KUY CEKIDOT🎬

KUY CEKIDOT🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

"Kamu gak apa-apa?"

Seketika kepala gue menengadah, melihat kehadiran Samuel yang tiba-tiba aja udah ada di depan mata.

"Alen, jangan dimasukin ke hati ucapan lelaki tadi. Saya gak mau pikiran kamu terbebani. Ingat, ada anak dan suami kamu yang membutuhkanmu selalu," ujarnya, dengan tanpa sadar memberi gue peringatan sekaligus ... um perhatian.

Gue tersenyum kecil, langsung gelengin kepala dan merunduk lagi.

Oke, sampai saat ini, setelah satu jam kejadian naas tadi, dimana Gepan meluapkan emosinya kepada gue, hati gue masih menyisakan bekas luka atas omongan kasarnya. Gue bisa terima kalau dia marahin gue karena udah nyelakain saudara-saudaranya, tapi gak harus nyebut gue Pembawa Sial juga. Selama hampir dua tahun gue berhubungan sama Geo, Gepan gak pernah bilang kasar sama gue. Tapi sekarang ... bibirnya udah berubah seperti lubang yang ada di tengah-tengah gunung berapi. Bisa menyemburkan lava kalau udah diusik ketenangannya.

"Sana. Temui suamimu, saya yang akan menunggu di sini. Oprasi akan berjalan sangat lama, kasihan bayimu kalau ibunya harus bergadang semalaman." Samuel mendaratkan bokongnya di samping gue.

Ini yang gue tunggu, ada seseorang yang rela jaga di depan ruang oprasi untuk Mbak Gea. Akhirnya Ya Tuhan ada Samuel, seenggaknya kan gue bisa istirahat sebentar. Lagian Gepan gak balik-balik, padahal udah satu jam tuh manusia kelayapan.

Memang gak ada akhlak. Bisanya cuma nyalahin orang. Cuih.

"Ungh, Sam, nggak usah deh, lagian gue kan yang keluarganya. Biar gue aja yang ada di sini." Sejenak, gue membantah omongan Samuel.

Mbak Gea juga udah jadi kakak bagi gue, yakali ninggalin dia yang lagi berjuang di dalam sana. Gue bukan Gepan, ya, monmaap.

"Kasihan bayimu, dia juga butuh istirahat," tutur Samuel lembut.

Iya sih kasihan kandungan gue, tapi tetep aja gak sopan.

"Ya, kan, Mbak Ge---"

"Anggap saya seperti keluargamu, dan anggap saya orang yang pantas untuk menunggu disini. Sana, temani suamimu." Samuel tersenyum manis, tangannya mendorong bahu gue sampai terpaksa diri dari kursi. "Temui suami dan anakmu, Alen."

#2 Perfect Family [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang