31. Pembawa Sial?🐥

4.9K 597 360
                                    

Langsung aja oke, mumpung semangat update plus ide lancar😊

Berikan dukungan dengan kasih Ajin emot piyik sebanyak-banyaknya🐥

Jangan lupa komennya sist🍉

Kuy cekidot🎬

Kuy cekidot🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

"Mana bayinya? Aku mau lihat."

Gue spechlees, langsung ngangkat kepala dan memandang Geo dalam diam. Mata yang tadinya terpejam kini sudah terbuka dan bibir yang semula mengatup rapat kini sudah bisa menampilkan seulas senyuman.

Plak

Dengan begonya gue nampar pipi kanan, mengecek kalau ini mimpi atau bukan.

"Akh!"

NGGAK! INI GAK MIMPI! PIPI GUE PANAS KEK KEBAKAR API.

"Kamu kenapa, Na?" Gue semakin bengong disaat tangan kanan Geo usapin pipi gue. "Selamat atas keberhasilan kamu dan maaf karena aku gak bisa nyariin kamu."

Gue masih belum konek, tolong.

"Nana, maaf."

Suara itu ... nyata banget.

"Yo?" Gue spontan memekik, ngebuat Geo tersenyum manis, dan detik berikutnya, gue berhambur memeluk dia. "Kenapa gak bilang kalau udah siuman?" tanya gue parau.

Geo ketawa pelan, namun langsung berganti sama suara rintihan yang ngebuat gue melepas pelukannya. "Sengaja, sayang. Aku mau tahu kamu ngomong apa aja kalau liat aku yang belum sadar," katanya sambil senyum jail.

Bibir gue mencebik, mencubit lengan Geo pelan sampai sang empu mengaduh. "Parah ih bercandanya. Aku kira kamu memang belum siuman tahu, Yo! Mana si suster bilang kalau kamu itu baru selesai lewatin masa koma. Kan gak mungkin bisa langsung sadar."

Tangan kanan Geo mendarat di atas kepala gue, lalu mengusapnya lembut. "Kamu baik-baik aja, kan?"

Gue memasang senyumam lebar, mengambil alih tangan Geo yang di atas kepala lalu mengusapnya secara perlahan. "Aku baik-baik aja, Yo. Bayinya juga sehat, kok. Aku hebat gak?" tanya gue sambil menepuk dada, membuktikan kepada Geo kalau gue bisa jadi wanita tangguh untuk jaga diri sendiri.

Geo mengangguk. "Hebat banget, sayang. Tapi lain kali, kalau aku bilang nggak ya nggak, jangan memaksakan diri. Aku gak mau kamu begitu lagi. Kemarin, saat aku sadar, aku kelimpungan banget mikirin kamu, rasanya gak berguna banget aku hidup. Maaf karena aku gak bisa jagain kamu, maaf karena aku biarin kamu tersiksa sama kelakuan Alvaro, dan maaf kar---"

Cup

Gue auto ngebungkam bibir Geo pakai ciuman. Gak akan biarin dia ngerasa bersalah yang berlebihan. Di sini yang salah itu gue. Cewek pemberontak yang ngelakuin sesuatu tanpa pedulikan larangan orang lain. Gue yang udah buat semuanya jadi runyam, dan Geo gak berhak disalahkan atas insiden ini.

#2 Perfect Family [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang