AWAL

125K 9.6K 4.3K
                                    

Hai! Apa kabar? Semoga baik-baik aja yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai! Apa kabar? Semoga baik-baik aja yaa.

Siap membaca cerita ini?

Komen cerita ini sebanyak-banyaknya yaa!

Happy Reading!!!


---

AWAL


"TUHAN ... hanya satu pintaku padamu jagalah dia saat aku jauh dari sisinya ...."

Lagu Dear God yang dipopulerkan oleh Avenged Sevenfold itu menggema di koridor sekolah ketika para kaki jenjang yang dibalut celana abu SMA itu berjalan keluar kelas.

Tidak peduli dengan orang lain, kelima cowok yang diketahui menyabet status sebagai anak geng Batalyon itu tetap berjalan seraya bernyanyi.

Beberapa anak yang juga bagian dari mereka ikut bergabung berjalan menuju lapangan yang katanya hari ini sedang ada pertandingan basket.

"Gile ... cewek kemaren yang di Deja Vu cantik banget cuy!" cowok dengan headband merah di kepalanya itu mendekat kemudian merangkul kedua sahabatnya yang diketahui pemilik Cafe bernama Deja Vu.

Billy, cowok berkulit putih itu melepaskan rangkulan Mario dari pundaknya. "Emang gak ada puasnya lo!"

"Buat Reindra aja, gimana Ren?" Dipo Panji Tirtayasa yang saat itu berada dirangkulan kanan Mario menaik turunkan alisnya pada sosok sahabatnya yang tengah memperbaiki tatanan rambut.

"Bisa diatur."

Jangan tanya mengapa sosok Mario tidak diberikan akses karena cowok tersebut masih memiliki pacar dan kondisi mereka sekarang sedang tidak kondusif. Tahu sendirikan kalau cewek diajak pacaran dan dijadikan pelampiasan? Cakra---ketua geng sekaligus sahabat mereka---akan ikut memberi pelajaran.

"Ah, gak asik!" Pergerakan spontan yang dilakukan Mario membuat Dipo yang tadi ia rangkul tertepis ke depan hingga cowok tinggi itu terlihat kelimpungan. Apalagi, mengingat saat ini mereka sedang berada di tangga menuju turun ke bawah.

"Dipo!" Teriakan Cakra mengundang mata-mata lain. Mereka terkejut, sangat terkejut. Seakan-akan apa yang dilakukan Dipo sekarang adalah sebuah uji coba kematian.

Hal yang saat ini terjadi saat ini adalah Dipo yang merosok jatuh ke bawah, menindih seorang cewek yang anak Batalyon lebih dari tahu siapa anak itu. "ANJING! TANGAN LO!" Ya, bukan perkara tindih menindihnya yang bikin terkejut bukan kepayang melainkan, tangan Dipo yang tepat dan tidak sengaja menyentuh sesuatu yang tidak seharusnya ia sentuh.

Elona Khanza mendorong sosok tersebut menjauh. Kemudian, bangun dengan salah satu lengannya menutup dada sedangkan tangan yang lain memberi acungan jari tengah pada Dipo yang hari ini membuatnya malu bukan main.

Kepergian Elona masih tidak membuat Dipo bergerak dari tempatnya. Cowok itu masih terhanyut pada kejadian tadi. Ia bahkan sampai lupa yang namanya bernapas dan berkedip. Sesuatu dalam dadanya rasanya seperti ada yang ingin keluar apalagi, hal yang membekas dalam ingatannya mengenai telapak tangannya yang bodoh ini.

Rasanya ... masih membekas.

Dipo memukul kepalanya, tak lupa mengucapkan 'Astagfirullah'.








TBC.

Semoga suka yaa, semoga cerita ini juga ramee dan banyak diminati🖤 Jangan lupa share ke teman-teman kalian.

spam next di sini!

Salam, Ibu Negara Batalyon!

CERITA INI DAPAT DIBACA SECARA TERPISAH.

CERITA INI DAPAT DIBACA SECARA TERPISAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





nisaafatm

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang