14. GIRLS AND GOSSIP

25.9K 4.9K 3.3K
                                    

selamat membaca gengs!

part kali ini mau kasih target komen 3k,
jadi jangan sampai kosongin setiap paragraf dengan
komentar kalian🙌

siap untuk untuk chapter 14 ini?

okee, cekidott!

•••







14. GIRLS AND GOSSIP



"MOM dan Dad udah gak bisa sama-sama lagi, El! Kamu harus bisa pahamin itu."

"Gak."

"Kita udah coba buat kayak dulu, tapi udah gak bisa."

Wanita paru bayah itu menatap lekat kedua bola mata Elona. Bahunya naik turun tanda bahwa ia benar-benar sudah capek berdebat dengan putri semata wayangnya itu.

"Gak ada! Mom sama Dad gak punya usaha buat pertahanin semuanya. Gak pernah mikirin aku bahkan!"

"El!"

"Aku itu sampai bingung, aku ini anaknya Bunda Aruna sama Ayah Tama atau Mom dan Dad. Aku gak pernah ngerasain bener-bener disayang sama kalian! Semua hal penting dalam hidup aku gak pernah ada kalian! Hal-hal baru dalam hidup aku selalu dari Bunda Aruna dan Ayah Tama, bukan Mom atau Dad!"

"El, kamu tahu sendiri kita sibuk kerja buat keperluan kamu juga."

Mendengar itu spontan membut Elona terkekeh. "Sibuk kerja? keperluan aku? Bunda Aruna sama Ayah Tama juga sibuk kok, mereka bahkan punya 3 anak yang harus diurus! Tapi, kenapa gak serepot Mom dan Dad?"

"Semua emang cuma alasan, aku bahkan jadi tambah bingung kenapa bisa ada di dunia ini."

"El ...."

"Stop! Gak usah sentuh aku." Elona memberi tanda stop pada Ibunya untuk tidak mendekat ke arahnya. "Kita lebih baik gak pernah saling ketemu lagi, kalau Mom dan Dad mau cerai."

"El ... please."

"Mom pasti bakal sibuk kerja, kan, Dad juga? Buat ketemu aku pasti gak bakal ada, bagus dong. Apalagi kalau kalian udah nemu pasangan masing-masing."

"Khanza!" Adipati ikut mendekat. "Kalau pun kita udah nemu pasangan masing-masing. Kita pasti bakal nyari yang sayang sama kamu, Mom dan Dad gak mungkin-"

"Tunggu aku tamat sekolah kalau Mom dan Dad mau cerai, aku bakal ngambil univ luar negeri biar gak ketemu kalian lagi," kata Elona.

"Aku gak pernah bilang aku nyesel dilahirin, tapi aku ngerasa sia-sia hidup di dunia ini."

Tidak ada lagi yang ingin Elona perdebatkan. Cewek itu memilih melakukan hal seperti waktu itu, berjalan keluar rumah meninggalkan keduanya.

Elona tidak meneteskan air matanya, walau itu hanya secuil. Namun, sesak di dadanya benar-benar terasa sakit, hampir tak terbendung.

Jujur, sedari dulu Elona tidak pernah meminta dan berharap lebih pada kedua orang tuanya. Ia paham kalau keduanya sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga hal-hal penting dalam hidup Elona seperti memenangkan perlombaan, penerimaan rapor, dan ulang tahun, Elona tidak memaksa untuk keduanya hadir.

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang