announcements before you read this story
[maaf, cerita ini mengandung beberapa kata kasar]
2. 20 SECONDSELONA mendengus ketika sayup-sayup ia mendengar bisik-bisik tentang dirinya yang mana sudah tidak perlu dijelaskan ulang lagi apa hal yang terjadi waktu itu.
Berbeda dengan Dipo yang digoda secara terang-terangan. Elona bahkan hampir tidak pernah mendapati perlakuan seperti itu dari orang-orang. Entah apa alasannya. Grub kelas bahkan grub XLR---geng hits Angkasa yang isinya cewek-cewek pemegang angkatan---dulu namanya Beferez namun ketika Elona duduk di bangku kelas 10 namanya berganti menjadi XLR.
Setelah kejadian menggelikan waktu itu, Elona menghilang. Bukan, bukan karena ia menghindari. Namun, ia ada pertandingan renang juga panah mewakili sekolahnya.
Lagi, berbeda dengan Dipo yang uring-uringan memikirkan kejadian itu. Elona tetap memperlihatkan sikap dan mimik santainya seakan tidak ada hal besar yang terjadi padanya.
Demi apa pun, sebenarnya ia malu dan kesal. Namun, Elona tidak ingin waktunya terbuang percuma hanya karena mengingat-ngingat kejadian menggelikan dan bodoh itu.
Perlu diketahui, kalau hampir semua ekstrakulikuler diikuti oleh Elona. Selain karena minat, bakat juga karena tidak ingin menghabiskan waktunya di rumah. Ia penat jika membahas masalah itu.
Sore hari ini ia ada latihan dance. Entah sudah berapa lama ia tidak pernah menampakkan diri akibat sibuk belajar juga alasan-alasan belaka yang ia buat. Namun, pelatihnya ini benar-benar menguji kesabarannya hingga Elona diberi sebuah dare yang targetnya adalah sosok cowok tinggi dengan gitar yang sedang ia tenteng.
Menolak dan pergi bisa saja dilakukan oleh Elona. Namun, cap manusia cupu tidak ingin berada di punggungnya secara tak kasat mata di hadapan orang-orang ini. Dan entah angin apa yang membawa hingga Elona terhipnotis untuk mengikuti permainan gila itu, mengingat dirinya yang bodoh amatan.
Suara Thana yang berusaha menghentikannya tidak dihiraukan oleh cewek itu.
Perlu diketahui kalau Elona tidak begitu dekat dengan pasangan sepupu-sepupunya. Selain merasa hal tersebut tidak penting, Elona juga tidak begitu sefrekuensi dengan ketiga cewek tersebut. Ah, sepertinya, bukan tidak sefrekuensi ia saja yang terlalu malas meleburkan diri dengan orang-orang itu.
Alana Juwanda terlalu centil, Elona tidak peduli jika cewek itu bergelantung dengan manja pada sepupunya, Alaska. Namun, Alana tidak perlu melakukan hal tersebut padanya, juga.
Eugenia Thana itu pintar, Elona masih bisa mempertimbangkannya. Kecuali, kebucinan cewek itu yang mendarah daging.
Mengejar tidak ada di dalam kamus Elona, begitu pun Wardana kecuali, mengejar pendidikan. Dan hal lain yang menguntungkan hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dipo Panji Tirtayasa adalah seorang anak geng sekolahan yang populer. Ia manis, suaranya bagus, pandai bermain gitar, jago bela diri, wangi, juga pecinta warna hitam. Cowok jangkung yang kerap kali menenteng tas gitarnya ini...