happy reading!
jangan lupa untuk komen di setiap paragraftnya
yaa❣️
9. TIDAK BAIK-BAIK SAJADUARRR
Bukan, itu bukan suara Dipo yang menembak seorang Elona. Melainkan, suara peluru Elona yang keluar dari pistol yang diangkatnya dengan mantap.
Peluru tersebut melesat tepat mengenai sasaran.
Riuh tepuk tangan adalah hal yang didapatkan oleh Elona ketika ia berhasil melakukan hal tersebut.
Sejujurnya, Elona sudah biasa melakukannya akibat beberapa kali diajak oleh Ayah Tama, Bunda Aruna bahkan Cakra.
Sore hari ini mereka menghabiskan waktu dengan menjelajahi kota ini. Beberapa ada yang memilih berbelanja oleh-oleh, wisata kuliner juga seperti sekarang ini ke lapangan tembak.
Setelah menyelesaikan kegiatannya, langsung saja Elona memilih untuk keluar dari tempat itu.
Cuaca hari ini benar-benar mendukung, sinar matahari tidak terlihat sedikit pun digantikan dengan langit mendung yang tak kunjung hujan.
Niat hati berjalan sendirian menikmati jajaran penjual oleh-oleh khas kota ini, Elona malah dikejutkan dengan seorang anak yang tengah dipalak.
Langkahnya untuk maju menemui dua orang itu dihentikan. Ini bukan wilayahnya, Elona tidak tahu orang-orang di sini, akan sangat bahaya jika ia melakukan suatu tindakan tidak mengenakan di sini.
Gadis dengan kaos hitam yang dibalut kemeja itu berniat untuk berjalan berbalik arah. Mencoba untuk menulikan telinga perihal anak berusia sekitar 7 tahun itu merintih kesakitan akibat pukulan seorang lelaki yang mencoba memalaknya.
Elona merasa tindakannya ini sudah tepat. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya bahwa akan lebih tepat lagi jika ia membantu anak itu dari ancaman berbahaya sana.
Menghentikan langkahnya, Elona berbalik, mendekat dengan cepat ke tempat itu.
Menurut Elona, Tuhan begitu baik padanya, ah tidak sepertinya kelewat baik. Elona tidak tahu doa apa yang dipanjatkan oleh Mom dan Dad-nya hingga ia lahir dan tumbuh menjadi orang yang ahli di segala bidang.
Elona merasa bahwa apa yang diberikan Tuhan pada Elona tidak semata-mata hanya untuk dirinya. Melainkan, ada orang-orang yang perlu ia tolong dengan apa yang ia punya. Ada yang perlu ia bagi dengan apa yang didapat.
"Jangan ambil uangku! Ini untuk Ibuku!" pungkas bocah tersebut ketika Elona hampir mencapai.
Elona lebih dari tahu bahwa orang-orang mengcap kehidupannya kelewat sempurna. Akan tetapi, Elona merasa tidak, itu tidak benar karena nyatanya, ia lahir dan besar dari dua orang yang menurutnya siap dari segi financial namun tidak dalam hal mental dan parenting.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dipo Panji Tirtayasa adalah seorang anak geng sekolahan yang populer. Ia manis, suaranya bagus, pandai bermain gitar, jago bela diri, wangi, juga pecinta warna hitam. Cowok jangkung yang kerap kali menenteng tas gitarnya ini...