32. KERJA KELOMPOK

27K 3.6K 10.3K
                                    

Halo haloooo

Teman-teman jangan lupa komen tiap paragraf yaa🫶 biar target komen 10k+, vote 3k, bisa terpenuhi, soalnya yang kemaren nggak😖

Selamat membaca semua🫰


•••





32. KERJA KELOMPOK


DIPO tahu siapa orang yang ditolong olehnya pada tiga hari lalu.

Bukan, bukan karena dia mencari tahu namun karena cewek itu ternyata teman sekelasnya. Dia murid baru, namanya Tania.

Dari desas-desus yang ada, katanya seorang Tania Alesha itu pindahan dari luar kota, ia juga murid yang pintar dan berprestasi. Banyak yang bilang kalau Tania cewek yang cantik juga.

Namun, siapa yang peduli akan hal tersebut?

Pagi itu, Dipo memasuki ruang kelasnya yang sudah bersih dengan suasana hati yang riang gembira. Bagaimana tidak? Melihat Elona setiap pagi tentu saja menambah mood-nya berkali-kali lipat.

Dipo yang seperti biasanya menjemput Elona itu, tersenyum kecil ketika menoleh sekilas ke arah Elona yang hari ini menggerai rambutnya ditambah bando mutiara putih. "Cantik deh kamu."

"Makasih."

"Makasih sayang, gitu dong."

"Sama aja maksudnya."

Berdialog dengan Elona itu butuh kesabaran yang besar. Dipo berulang kali berdecak ketika mendengar jawaban-jawaban dari cewek itu padanya.

"Bagus gak kalungnya?" Dipo bertanya ketika ia baru saja selesai memarkirkan mobilnya tadi.

Kalung yang dimaksud cowok itu yakni pemberiannya pada Elona ketika ia menyatakan perasaannya waktu itu.

Iya, kalung cantik yang bandulnya adalah cincin dari mendiang almarhumah Ibu Dipo.

"Bagus, gue suka."

"Makasih, sayang," jawab Dipo lugas, senyumnya merekah ketika mendengar pujian Elona barusan.

"Dipo!" seruan bodoh dari ujung kelas membuat bayang-bayang pagi tadi harus buyar karena manusia aneh yang tidak lain mantan pacar dari sahabatnya itu.

"Budek nih gue."

"Biar aje, lu banyak duit, kalau budek mah tinggal ke dokter, beres."

Dipo memijat kepalanya penat. Masih terlalu pagi untuk beradu mulut dengan Jessica.

"Jadi, sebenarnya mau lo tuh apa, Jess?"

"Itu." Jessica menahan kalimatnya seraya menoleh ke sana ke mari. Seakan-akan cewek itu sedang berwaspda pada sesuatu.

"Ape?"

"Itu, yang kemaren, gila ya lo!"

"Kemaren apa?"

"Yang nolongin cewek, dodol!"

"Lah, kenape? Gue gak sengaja, spontan tuh."

"Alah, awas lo modus! Gue bilangin Elona kalau hati lo dah gak konsisten."

"Banyak bacot dah, sono lu balikan sama temen gue aja." Dipo mengibas-ibaskan telapak tangannya seperti mengusir Jessica, padahal cewek itu jauh darinya.

"Idih, gak mau, anak Angkasa nyakitin semua."

"Mana ada! Ini gue buktinya, nggak tuh."

Memutar bola matanya malas, Jessica sudah mengancang-ancang untuk melemparkan pulpen ke arah Dipo yang memberikan cengiran bodohnya.

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang