27. KEBAKARAN
Entah berapa kali Elona menengok jari manis yang terdapat cincin Alhamarhumah Ibu Dipo di sana.
Perkara kemarin, iya, saat cowok itu dengan tiba-tibanya datang dengan kejutan di luar nalar bersama geng-gengnya, Elona cukup dibuat terperangah, belum lagi dengan anak-anak XLR yang ikut berpartisipasi.
Selain dibuat berkali-kali menghela napas, Elona juga masih tidak habis pikir dengan pernyataan yang diberi Dipo padanya kala itu.
Dipo Panji Tirtayasa menyatakan cintanya secara terang-terangan di depan banyak orang, Angkasa menjadi saksi dari semuanya.
Di jari manis Elona, terdapat sebuah lingkaran cantik yang menjadi pengikat Elona dengan ibu dari cowok itu untuk sementara dan Elona punya waktu dua minggu untuk memikirkannya.Mengapa jawaban untuk cowok ini rasanya begitu susah untuk ia jawab ketimbang soal matematika yang rumit? Apakah yang membuatnya menjadi susah untuk menjawab? Bukankah selama ini memang Elona tidak menaruh rasa? Namun, mengapa jadi terasa berat dan sesusah ini?
Lagi lagi cewek itu dibuat menghela napas. Siang tadi ayahnya sudah berangkat dengan tujuan pekerjaan keluar kota. Ibunya pun pergi, keluar negeri dengan urusan pekerjaan pula. Elona sendiri sekarang. Orang tuanya berpisah, hidup pun tidak lagi berada di pijakan kota yang sama. Keduanya pun seakan-akan tidak mengingat bahwa Elona sendiri disini.
Menggaruk sebal rambutnya yang tidak gatal, Elona melempar ponselnya asal. Malas melihat isi grubnya yang ramai menanti jawabannya. Juga pesan pribadi dari orang-orang yang ikut menodongnya.
Kak Dita:
El, lagi ngapain, sibuk gak?Pesan tersebut setidaknya lebih menarik perhatian Elona daripada yang lain
Me:
Gak sibuk kok, Kak.Kak Dita:
Dipo sakit, aku gak bisa nemenin dia. Soalnya Raka juga lagi sakit, El. Kamu bisa gak jengukin dia?Elona melirik jam dinding yang bergelantungan di kamarnya
Dipo Tirta:
Kalau Dita ngirim pesan
macem-macem gak usah
ditanggapain yah. Gue gak
apa-apa kok.Kak Dita:
Dipo waktu itu sampe pingsan, El, aku jadi cemas banget. Dia sebelumnya gak pernah gitu soalnya.Me:
Ok. Nanti aku ke sana, kak.Kak Dita:
Serius? Gak apa-apa kan?Me:
Serius, gak apa-apa kok.Ya, Elona juga tidak tahu mengapa jarinya bergerak menulis seperti itu padahal besok ada ulangan Fisika.
Me:
Gue otw kesitu.Dipo Tirta:
Gak usah. Gue gak apa-apa kok.Me:
Bacot.Dipo Tirta:
Gue serius, El. Ini udah malam
Jangan nekat. Gue gak mau
lo ke sini naik taksi online atau
apapun itu gak bareng gue.Me:
Lo serius sakit? Bacot juga lo.Dipo Tirta:
Gue sakit.Me:
Gue ke sana.Dipo Tirta:
Gak usah.Me:
Gak usah sok kuat.Elona kira Dipo akan membalas pesannya. Namun nyatanya, cowok itu malah menelponnya. "Halo, El." Suara cowok itu terdengar parau.
"Apa?"
"Gak usah kesini, udah malam."
"Gak ada yang bilang ini pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dipo Panji Tirtayasa adalah seorang anak geng sekolahan yang populer. Ia manis, suaranya bagus, pandai bermain gitar, jago bela diri, wangi, juga pecinta warna hitam. Cowok jangkung yang kerap kali menenteng tas gitarnya ini...