[announcements before you read this story]
kamu bisa baca chapter kemarin jika
lupa, sebelum melanjutkan membaca chapter ini.
8. MOON, MUSIC, AND YOUELONA kesal bukan main ketika mengetahui Dipo berbohong padanya. Cowok itu memanfaatkan situasi yang berujung modus.
Dipo tertawa keras ketika melihat Elona mengeluarkan serapahan juga memberi pukulan bertubi-tubi pada cowok itu. Tidak sampai di sana, Elona yang keluar dengan wajah merah antara kesal dan malu membuat Dipo merubah tawanya menjadi sorot bola mata keheranan, apalagi ketika Elona memilih keluar dari penginapan Dipo dengan pintu yang dibanting.
Bisa dibilang Elona benar-benar marah.
Masih terekam jelas ketika cewek itu mengatakan mengatakan dengan nada tidak bersahabat 'lo pikir gue ini apa? lont* lu?'
Dipo tidak tahu apakah Elona sedang datang bulan di hari pertama atau memang benar-benar marah. Namun, Dipo tidak pernah bermaksud seperti yang dikatakan Elona tadi. Atau mungkin itu memang sudah keterlaluan bagi cewek itu.
Elona sendiri sedari tadi mempreteli remote TV juga membolak balikkan bukunya, menghalau bosan. Alana sampai heran melihat cewek tinggi itu, belum lagi Alana tidak berani untuk memulai menanyakan apa gerangan yang terjadi hanya karena melihat gurat Elona yang tidak bersahabat.
Untung saja yang tengah bersamanya saat ini Alana, coba kalau Cakra, sudah pasti ia akan ditanyai habis-habisan. Di antara ketiga sepupu cowoknya itu, Cakra lah yang paling tidak bisa diajak santai. Entah mengapa Elona merasa, Cakra di masa putih biru akan kembali muncul jika dihadapkan mengenai Elona.
"El, kepo dong, mantan lo berapa?" tanya Alana dengan alis yang dinaik turunkan.
Cewek yang ditanyai hanya melirik sekilas kemudian kembali membaca buku di tangannya.
"Lo udah kelas 3, gak niat cari pacar gitu biar ada support system ujian nanti. Kan, lo tinggal milih-milih tuh mau yang mana, apalagi anak Batalyon, tinggal bilang ke Cakra aja."
Hell, percayalah, Elona tidak pernah tertarik mencari pacar dari anak-anak geng tersebut sekalipun sepupu-sepupunya adalah orang-orang berpengaruh di sana.
"Gak."
"Dipo juga oke tuh."
Mendengar nama Dipo disebut, Elona sontak menoleh memberi lirikan tajam pada Alana yang ikut mengatupkan bibirnya.
Oke, sepertinya Elona sedang tidak baik-baik saja dengan nama itu.
Catat, Alana itu orang yang sabar, Alaska pun ditaklukan apalagi seorang Elona.
"Kenapa sih, Dek? Kalau ada apa-apa itu cerita. Kamu punya aku, Kak Alaska, Cakra, Kak Arka, Bunda Aruna, dan Ayah Tama loh buat dijadiin tempat curhat."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dipo Panji Tirtayasa adalah seorang anak geng sekolahan yang populer. Ia manis, suaranya bagus, pandai bermain gitar, jago bela diri, wangi, juga pecinta warna hitam. Cowok jangkung yang kerap kali menenteng tas gitarnya ini...