Selamat membaca semuanya!
Aku baru inget kalau gak nargetin chapter kemarin, gomenasai!
Jangan lupa komen setiap paragraf! Karena bakal aku targetin 15k komen dan 3,7k vote yaaww.
28. USIKKAN NEVAN
"ELONA!"
Elona berbalik, melirik sebal pda cowok yang masih berada di balik kemudi. "Apa?"
Dipo yang saat itu masih mengenakan bomber army sebagai balutan seragamnya, memperlihatkan jari-jaringa seakan memberi kode pada Elona.
"Besok, gue tunggu jawaban lo."
"Ye."
"Singkat amat, woy. Terima kasih kek, udah ditebengin juga."
"Makasih," jawab Elona tanpa berbalik.
"Harusnya lo salim gue dulu baru boleh pergi."
"Lo bukan bapak gue."
"Bapak dari anak-anak lo sabi sih."
Berbalik dengan wajah menyeramkan, Dipo memilih memutar stir mobilnya kemudian mencari parkira yang aman untuk mobil kesayangannya ini.
Ia yakin Elona akan memakinya jika masih berada di tempat itu. Apalagi, beberapa siswa yang melihat kejadian tadi sampai dibuat terperangah dengan kalimat Dipo.
Sebenarnya mereka akan biasa-biasa saja. Mengetahui Dipo orangnya kadang asal bicara. Namun, lawan bicaranya ini seorang Elona. Apa Dipo tidak merasa takut mengatakan hal tersebut seperti tadi di depan umum?
Keadaan saat ini adalah Elona yang berjalan menuju kelas dan Dipo yang memilih memarkirkan mobil.
Benar, besok, Elona harus memberi jawaban pada seorang Dipo.
Dipo Tirta:
Gak usah dibawa beban,
kalo lo mah lo terima
kalau nggak ya gak usah
gue gak mau lo terpaksaItu chat Dipo sebelum Elona masuk ke kelas dan bel jam pelajaran pertama pun dimulai.
***
Akibat beberapa hari ini Dipo sempat sakit. Ia jadi tertinggal beberapa pelajaran. Untungnya, Ibu Ketua Batalyon yang tidak lain Eugenia Thana selalu baik untuk membantunya walau harus diberi iming-iming uang atau traktiran dulu.
"Tapi, traktir ya, Mas Dip?" Itu katanya.
Kelas Dipo di jam kedua kosong. Anak-anak kelasnya ada yang memilih ke kantin, perpustakaan, sampai memilih menjaga kelas dengan stelan musik juga tidur pulas. Sedangkan Dipo? Ia harus ikut ulangan di kelas sebelah yang tidak lain kelas Cakra dkk.
Kebetulan gurunya sama, alhasil Dipo disarankan untuk ikut ulangan saja di sana.
Dipo tidak menolak sama sekali. Lagi pula, ulangan bersama keempat orang itu tentu saja akan membawa keberkahan daripada ulangan sendiri. Tahu sendirikan mengapa? Ya, karena ia akan mendapatkan jawaban secara gratis nan gampang.
"Weehh brayy! Mantap!" Mario langsung menyambut sahabatnya itu dengan tosan ala cowok ketika Dipo melewati bangkunya.
"Bagi jawaban, Dip," ujar Billy.
"Mata lo! Gue harusnya yang minta," kata Dipo ketika ia sudah duduk di bangku paling belakang tepat di belakang Billy dan Reindra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dipo Panji Tirtayasa adalah seorang anak geng sekolahan yang populer. Ia manis, suaranya bagus, pandai bermain gitar, jago bela diri, wangi, juga pecinta warna hitam. Cowok jangkung yang kerap kali menenteng tas gitarnya ini...