[BEBERAPA CHAPTER DIPRIVAT, FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Dipo Panji Tirtayasa adalah seorang anak geng sekolahan yang populer. Ia manis, suaranya bagus, pandai bermain gitar, jago bela diri, wangi, juga pecinta warna hitam. Cowok jangkung yang kerap kali...
minal aidzin walfaidzin semua! aku lebaran duluu baru up cerita ini, wkwkwk, i'm so sory guys, happy ied al adha yaaa!
after long time, akhirnya kembali bertemu dengan Dipo, dan sesuai judulnya kalian bakal ketemu Nevan juga!!!
jangan lupa komen dan share cerita ini karena targetnya 3,5k vote juga komennya lebih dari chapter kemarin.
selamat membaca semuanya, jangan lupa bintang di bawah dikasih warna!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
24. GARA-GARA NEVAN
"SERIUSAN Elona nolongin lu, Dip? Wah-wah gue gak percaya." Billy menggeleng-geleng seraya menatap plafon ruangan yang mereka tempati.
Mendapatkan berita dari anak-anak Batalyon yang lain mengenai sosok Elona yang membantu Dipo hingga selamat sentausa di rumahnya tentu saja menjadi topik yang hangat di kalangan mereka.
Cakra tidak mempermasalahkan Elona yang berbohong padanya---walau dongkol. Namun, Cakra kesal bukan main ketika tahu Elona dibiarkan membawa mobil.
Percayalah Cakra langsung menyerbu adik sepupunya itu, yang mana hanya ditanggapi ogah-ogahan oleh Elona.
Sial.
Pulang sekolah, masih terlalu panas, basecamp belakang solusinya.
"Masa sih? Kok gue gak percaya," timpal Reindra yang berbaring di samping Billy.
Mario yang tengah berkaca menoleh sekilas. "Percaya aje, gue bahkan pernah lihat secara nyata pake dua mata kepala gue sendiri kalau Elona pernah bilang ke Dipo pas lagi pundung 'lo marah sama gue?' bayangkan, seorang Elona Khanza Wardana yang cuek bebek apalagi sama Dipo tiba-tiba berubah seperti itu? Apa gak terkaget-kaget lo?"
"Bener tuh, Dip?"
Dipo yang tengah bernyanyi sembari memetik gitarnya, tiba-tiba berhenti kemudian menjawab pertanyaan Cakra. "Yoing. Elona itu baik, pas gue lagi mabuk atau ngambek aja, selepasnya berubah jadi Ibu Tirinya Cinderalla."
"Ibu Tiri gitu juga lo bucinin," kata Reindra.
"Gue lagi marahan sama dia."
"Idih gaya lu udah kayak dibucinin Elona aje," sahut Billy.
"Mau lihat reaksinya doang."
Cakra mengangguk-angguk namun, ikut bertanya. "Terus reaksinya apa?"
"Malu-malu kucing bilang hati-hati."
"Waduh, gue sih gak yakin kalau Elona gak naruh perasaan ke Dipo, walau hanya seiprit," Mario menyetujui perkataan Billy.
"Pada dasarnya, kan, Elona emang baik. Tapi, dia gak ngasih lo cela, Dip. Lebih tepatnya belum."