18. CAKRA VS NEVAN

29.5K 5.5K 16.3K
                                    

Target kemarin komplit
Terima kasih untuk kerja sama
dan antusiasnya.

Ett baca sampai habis ya pemberitahuan di bawah!

[announcement before u read dis story]
Selain terdapat beberapa kata kasar dan adegan skinship, cerita ini juga terdapat beberapa perilaku kekerasan.
Dalam cerita ini baik buruknya mohon dipilah untuk diterima dan dibuang.

Part 18 bakal aku kasih target 3k vote
dan 15k komen. Aks tau kalian pasti
bisa sobatt🗿🤌

Btw, anyway, busway, kalian mulai baca cerita ini tepat di jam berapa???

Jangan lupa share cerita ini yaa!!!

Selamat membaca, selamat vote, dan komen❣️

•••




18. CAKRA VS NEVAN







KEJADIAN di luar nalar Elona waktu itu benar-benar membuatnya tidak ingin berlama-lama di dekat Dipo. Ia sebisa mungkin menghindar apalagi jika kembali mengingat bayang-bayang itu dalam benaknya.

Elona memukul kepalanya 3 kali sembari memejamkan mata tiap kali tiba-tiba tak sengaja mengingat hal tersebut.

Anak XLR yang saat ini tengah bersamanya sudah 6 orang yang menegur kelakuan anehnya itu.

"Lo kenapa, El?" tanya Gladis, si pemilik rumah sekaligus teman kelas dan tetangga kakak Dipo, Dita.

"Lo mikirin apa lagi, hah? Lomba renang lo yang gak jadi diselenggarain waktu itu? Festival yang bakal diadain gak lama lagi? Latihan bareng anak Citraprasada? Lomba yang ada Nevannya? Atau ... Dipo Panji Tirtayasa?" tanya Ramona panjang lebar.

Cewek-cewek itu tengah berada di kolam renang malam ini. Lengkap dengan musik, makanan, dan minuman. Jangan mengira anak-anak itu akan mandi dengan menggunakan kaos dan celana pendek karena tentu saja jawabannya tidak.

Elona yang malam ini mengenakan bikini hitam sembari mencepol rambutnya seperti biasa memberi dengusan sebal pada pertanyaan Ramona.

Teman-teman Elona yang memakai pakaian tak kalah seksinya itu memberi tatapan menggoda. Apalagi Ghea.

"Gue gak pernah lihat Elona mikirin permasalahan lomba sampe segila ini, dia tuh santai seakan-akan tahu kalau besok dia yang menang," pungkas Ghea.

"Elona juga gak pernah bebanin ulangan, dia cuma denger penjelasan ama baca dikit aja udah masuk dalem otak," timpal Gladis.

Jackqueline menyemburkan sedikit air ke arah Elona. "Apa jangan-jangan karena Dipo, nih?" pertanyaan Jackqueline diberi godaan juga cie-ciean dari teman-temannya yang lain.

"Apaan sih. Gak"

"Jadi apa dong?"

"Gak ada apa-apa."

"Bohong, ah," kata Juwita. "Terus ngapain lo ngehela napas mulu terus spontan mukul kepala, apa gak aneh tuh?" Todongnya.

"Hooh, loh, Elona dari tadi kayak banyak pikiran."

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang