Sorry for typo:)
Happy Reading
.
.
.Hari ini adalah hari senin, di mana hari ini setiap siswa(i) bermalasan-malasan untuk pergi ke sekolah karna tak ingin melakukan upacara senin.
"Tumben lu bos mau ikut upacara? Kesambet apaan dah?" tanya Gatra pada ketua geng Alastor yaitu Roy.
Roy menoleh ke arah Gatra dan memasang ekpresi datar. "Serah-serah gue lah dan gue nggak kesambet, jingan!" jawab Roy pelan karna saat ini mereka tengah melakukan upacara.
"Ya siapa tau aja lu kesambet tante-tante kunti yang ada dibelakang sekolah," ucap Gatra dengan songongnya.
Ini bukannya seneng karna bos nya ikutan upacara eh malah nanya hal yang unfaedah-_. Author~
Roy mendelik tajam ke arah Gatra seakan-akan mengatakan. "Ngomong yang aneh-aneh sekali lagi gue tendang lu ke depan, biar tau rasa!" Itulah kira-kira arti tatapan tajam Roy ke Gatra.
Gatra yang peka akan tatapan tajam Roy kepada dirinya dan dengan tanpa berdosa. "Sorry Bos, gue sengaja becandain elu! Hehehe," ucap Gatra dengan cengengesan.
Roy membuang napas berat. Lelah dia tuh, ngadepin anak buah yang kayak gini. Selalu aja bikin dia kesel.
****
"Baiklah anak-anak silahkan kumpul pekerjaan rumah kalian yang minggu lalu!" ucap seorang guru wanita.
Anak kelas 11 IPS 2 satu-persatu maju kedepan untuk memberikan lembar jawaban pekerjaan rumah mereka.
Roy mendengar guru menyuruh mengumpulkan tugas, tentu saja mendongakkan kepalanya. Karna ia tadi setelah selesai upacara langsung pergi ke kelas dan menuju mejanya lalu menelungkupkan tangannya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.
"Emang minggu lalu ada tugas ya?" tanya Roy pada temannya yang berada di depannya.
Temannya menoleh ke belakang menghadap Roy. "Iya, minggu lalu. Jangan bilang kalo elu belom, Bos." Ucap temannya itu bernama Arion.
Roy membuka tasnya lalu menemukan buku dan ia membuka ternyata buku itu masih bersih dan tidak ada coretan-coretan catatan satupun.
Arion shock, karna dibuku catatan teman sekaligus ketuanya dari geng Alastor itu sama sekali tidak ada catatan. "Anjir Bos! Masa lu nggak ada nyatat materi dan itu buku lu masih kinclong aja, njir!" ucap Arion tak percaya.
Roy menatap santai ke-arah Arion. "Percuma dicatat kalo lu tetep nggak paham sama materinya," sahut Roy santai.
"Oh, berarti lu udah paham sama setiap materi yang guru kasih?" tanya Arion lagi.
"Kagak sih,"
Arion menghela napas pasrah. "Punya Bos kok gini amat ya? Jadi gemes deh, karna saking gemesnya jadi pengen nampol." Batin Arion kesal.
"Siapa yang belum mengumpulkan tugasnya?" tanya Bu Rani mengajar mapel matematika.
Roy mengacungkan tangannya, dan ia melirik ke sekelilingnya ternyata hanya ia seorang yang tak mengerjakan tugas.
Zakri geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya itu. "Mampus lu, Roy!" ucap Zakri pelan dengan cekikikan.
"Kenapa kamu gak mengerjakan tugasmu, Roy?" tanya Bu Rani tegas.
"Maaf Bu, karna saya lupa, capek dan malas." Jawab Roy kelewat jujur. Dan itu berhasil membuat satu ruangan cengo mendengarnya.
Guru itu mengelus dada guna untuk sabar menghadapi murid seperti Roy ini. "Oh ya? Kalau begitu coba kamu selesaikan soal yang ada dipapan tulis ini." Pinta Bu Rani dengan senyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOENTE [END]✅
Teen Fiction[SEDANG PROSES REVISI] "Kenapa gue dibenci?" Hanya ada seorang remaja menyedihkan yang memiliki saudara kembar tak seiras tengah mengharapkan cinta dan kasih sayang keluarganya. **** Hello, gaes! Welcome back di cerita ketigaku, xixi. I hope u like...