Special Part!

6.6K 466 224
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

Disebuah kamar bernuansa abu-abu dan hitam terdapat seorang pemuda yang terbangun dari tidurnya dengan napas yang tersengal-sengal serta keringat yang bercucuran deras dari pelipis mau pun tubuhnya.

"Huh... huh... huhh!" Deru napasnya yang terdengar berat.

Pemuda itu adalah Roy Manuel Algabith yang terbangun dari mimpi yang paling buruk yang pernah ia mimpikan.

"Roy, lo kenapa?!" Tanya pemuda yang hampir mirip dengan Roy.

Roy menatap manik kembarannya itu dengan mata yang berkaca-kaca. "Lho lho malah mau nangis!" Ucap Rey khawatir dan langsung memeluk Roy.

Ya, itu adalah Rey yang tidur menemani sang adik tersayangnya.

"REYYYYYYY HUHUHUHU!!!!!" Roy menangis dipelukan sang Kakak seraya berteriak nyaring.

"Buset dah kuping gue bakal tuli," gumam Rey.

"Kenapa, hm?" tanya Rey lembut.

"Ayah mana?" tanya Roy balik.

Rey menghela napas berat dan....

"AYAH, BUNDA, KAK DELON, BANG DAVIN... ROY NANGIS DIKAMAR, REY GAK TAU KENAPA?!" Teriak Rey nyaring.

Roy terkejut. Apa ini mimpi lagi? Bunda masih hidup?

"Ha-h?! B-unda m-asih hidup?" tanya Roy polos seraya mengedip lucu.

Geplakk.

Tiba-tiba kepala Roy di geplak pelan oleh Abang kedua Roy yang baru saja datang dengan Ayah, Bunda dan Delon.

"Pertanyaan macam apa itu, Roy!?" Ucap Davin kesal seraya mencubit pipi gembul milik Roy.

Mata Roy terbelalak tak percaya dengan tingkah laku Davin terhadap dirinya... Bukankah terakhir kali Davin sangat marah pada dirinya?

Roy memberanikan dirinya menyentuh lengan Davin. "Lu Bang Davin yang asli?" tanya Roy lagi dengan polos.

Semua orang menghela napas ringan. "Kamu kenapa, Roy?" suara lembut menyapa indra pendengaran Roy.

Roy menoleh dan mendapati wanita paruh baya yang sedang menggunakan piyama warna biru tua. Roy menatap sendu wanita di depannya ini dan mengeluarkan cairan bening dari pelupuk matanya.

"BUNDA AKU MIMPI BURUK!" Ucap Roy langsung turun dari kasurnya dan berlari kecil ke arah Bundanya lalu memeluk tubuh wanita itu dengan erat seakan-akan tak ingin melepasnya lagi.

Bunda Letta tersenyum hangat. "Makanya lain kali kalo mau tidur, berdoa dulu." Ucap Letta lembut pada Roy.

"Kayaknya otak Roy sedikit ke geser karna kemarin sore kepentok ama keramik kolam renang deh, " Sahut Davin santai seraya melipat tangannya dibelakang kepala.

Hendra menatap tajam manik Davin. "Hush, jangan ngomong yang aneh-aneh deh, Davin! Atau ayah besok gak mau nambahin uang jajan kamu!" Ucap Hendra mengancam Davin.

DOENTE [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang