Sorry for typo:)
Happy Reading
.
.
.
"Halo, ada apa?""Halo,bos. Geng Triton dari SMA Rajawali bikin keributan pagi ini di jalanan kita, karna mereka gak terima kalau Dito masuk geng kita. Dan gak cuma itu, anak Alastor angkatan kedua di ajak gelud oleh mereka. Satu teman kita Jepri mengalami luka serius di rumah sakit, mereka semua pake senjata! Ketua mereka nantangin lo, Bos! "
Roy tampak mengepalkan tangannya kuat, dan tatapan matanya berubah menjadi dingin.
"Segera lu kumpulin seluruh anak Alastor di lapangan. Besok jam 10 malam kita akan kalahin mereka semua di Jl. Merpati ditempat yang gak banyak orang!"
"Oke, Siap!"
Tutt.
Roy memutuskan sambungan ponselnya. "Berani lu ya ganggu jalanan milik geng Alastor dan teman gue?!"
"Ngapain lo kesana? Alastor? Siapa mereka? Mau kalahin siapa juga lo?"
Roy menegang, dan sekarang ia berkeringat dingin.
"L-lo belum pulang?"
****
"Orang yang meninggalkan teman lebih buruk dari sampah."
Rey keluar dari toilet sebelah, dan saat hendak mendengar suara Roy di luar. Ia mengurungkan nitanya, dan menguping pembicaraan Roy dengan seseorang di seberang sana.
Rey mengerutkan alisnya saat mendengar ucapan Roy. Dan setelah Roy memutuskan sambungan ponselnya. Rey keluar dari toilet.
"Ngapain lo kesana? Alastor? Siapa mereka? Mau kalahin siapa juga lo? " tanya Rey beruntun pada Roy.
Roy menegang dan sekarang keringat dingin.
"L-lo belum pulang?" tanya Roy dengan nada suara yang bergetar.
"Iyalah, gue 'kan ada rapat OSIS hari ini. Masa lo gak tau?!" Jawab Rey.
"Jawab pertanyaan gue yang tadi?!" Tambah Rey dengan nada suara yang datar.
Roy meneguk salivanya susah payah, ia menaruh kembali ponselnya ke dalam saku hoodienya.
"Jawab!" Ulang Rey dengan tegas atau lebih tepatnya di bentak.
Roy terpelonjak kaget, mendengar ucapan Rey yang membentaknya.
"Bukan apa-apa, Rey! Gak usah ikut campur," jawab Roy santai, padahal berbanding terbalik dengan apa yang dia rasakan saat ini.
Ia takut, gusar, dan khawatir. Tapi, ia harus bersikap biasa-biasa saja.
"Gue gak percaya?!" Sarkas Rey cepat.
"Jelas-jelas tadi gue denger lo ngomong dengan sangat jelas!" Tambah Rey datar.
Roy jadi binggung sendiri, apa ia harus menceritakannya.
"Yaudah. Kalo lo gak mau cerita sama gue, jangan harap gue peduli sama lo lagi!" Ancam Rey pada Roy dengan suara datar dan hendak pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOENTE [END]✅
Teen Fiction[SEDANG PROSES REVISI] "Kenapa gue dibenci?" Hanya ada seorang remaja menyedihkan yang memiliki saudara kembar tak seiras tengah mengharapkan cinta dan kasih sayang keluarganya. **** Hello, gaes! Welcome back di cerita ketigaku, xixi. I hope u like...